Penyelidikan Teror Bom

Warga Depok dibuat gempar setelah 10 sekolah yang berada di Kota Depok mendapatkan ancaman teror bom dari orang tak dikenal (OTK). Dalam pesan ancamannya, pelaku yang mengaku sebagai Kamila Hamdi mengirimkan ancaman yang menyatakan bahwa ia akan meledakkan sepuluh sekolah melalui email.

Setelah mendapatkan pesan ancaman tersebut pihak kepolisian langsung melakukan berbagai upaya untuk menangkal ancaman yang berpotensi membahayakan dengan mendatangi sekolah. Polres Metro Depok juga menyatakan akan melakukan analisa terkait pesan yang dikirimkan melalui email tersebut ke sepuluh sekolah di Depok.

Pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui tujuan dan motif pelaku dalam mengirimkan teror bom kepada 10 sekolah. Dari pesan yang diterima, polisi menjelaskan jika pelaku tidak hanya meneror bom, tetapi juga memberikan ancaman penculikan, pembunuhan dan pengedaran narkoba.

Menanggapi teror bom tersebut, Anggota Komisi III DPR RI meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus yang berpotensi melukai seseorang. DPR RI menegaskan, langkah cepat sangat diperlukan saat ini agar teror bom tersebut tidak menimbulkan dampak destruktif di Depok menjelang Nataru.

Isi Pesan Ancaman

Isi Pesan Ancaman

Setelah selesai menganalisa isi pesan ancaman bom, pihak kepolisian mengungkap isi pesan teror bom terhadap 10 sekolah di wilayah Depok. Kasi Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi menjelaskan, pesan ancaman bom itu ditulis melalui email yang bernama Kamila Hamdi.

Akun yang digunakan oleh pelaku untuk mengirimkan pesan ancaman teror bom tersebut saat ini masih diselidiki oleh pihak kepolisian Depok. Dalam pesannya, pelaku menjelaskan jika ia akan menyebarkan narkoba dan bom ke para siswa di sekola-sekolah yang sudah ia tandai.

Kamila menjelaskan jika tindakan yang ia lakukan itu kaena merasa kecewa terhadap polisi dan pihak sekolah yang tidak adil kepadanya. Kamila merasa benci terhadap sistem pendidikan di depok dan tidak terima dengan polisi yang tidak menindaklanjuti laporan yang pernah ia buat.

Saat mengirimkan email ancaman ke 10 sekolah di Depok, Kamila mencantumkan alamat rumah didalamnya yang diduga menjadi alamat si pelaku. Namun saat pihak kepolisian melakukan pengecekan ke lokasi yang dimaksud, dari hasil pemeriksaan petugas pelaku tidak berada di alamat tersebut.

Menjadi Korban Pemerkosaan

Fakta mengejutkan yang berhasil diketahui setelah menganalisa isi pesan email yang dikirimkan oleh pelaku bahwa ia pernah menjadi korban pemerkosaan. Dalam pesannya, ia menyatakan jika ia pernah menjadi korban pemerkosaan dan pria yang melakukannya tidak ingin bertanggung jawab untuk menikahinya.

Motif Pelaku

Terkait motif pelaku yang melakukan pengancaman akan melakukan pengeboman ke 10 sekolah di Depok, pihak kepolisian masih mendalami motif dibaliknya. Dugaan sementara saat ini ancaman tersebut dipicu oleh masalahj pribadi pelaku yang sempat menjadi korban pemerkosaan seperti yang disebutkan dalam pesannya.

AKP Made Budi Menjelaskan jika semua keluhan yang disampaikan oleh pelaku dan latar belakangnya akan ditelusuri lebih lanjut oleh pihaknya. Berdasarkan hasil penyelidikan awal, pelaku hanya ingin meluapkan rasa kekesalannya kepada sejumlah instansi yang berada di lingkungan pemerintahan Kota Depok.

Meski begitu, polisi sudah memastikan jika kondisi seluruh sekolah yang dimaksudkan oleh pelaku sudah aman dan tidak ditemukan adanya bom. Meski begitu, pihak kepolisian masih akan tetap melanjutkan penyelidikan untuk memastikan kebenaran jika memang pelaku yang melakukan ancaman tesebut atau ada orang lain dibaliknya.

Budi menegaskan jika penyelidikan tetap dipelukan untuk mengungkap identitas asli dari pelaku yang menyebarkan pesan ancaman bom kepada 10 sekolah. Selain itu, penyelidikan lanjutan yang akan dilakukan juga untuk memastikan motif pelaku sesuai dengan yang ia tulis dalam surat ancamannya.

Tanggapan DPR RI

Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah meminta polisi untuk mengusut tuntas ancaman teror bom di 10 sekolah Depok, Jawa Barat. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu khawatir teror bom akan dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan berlanjut di daerah lain.

Lebih lanjut, Abdullah meminta polisi mengomunikasikan penanganan kasus tersebut secara satu pintu, tujuannya adalah menghindari kepanikan di masyarakat menjelang Nataru. Selain itu, polisi diminta untuk lebih waspada dan mengintensifkan Operasi Lilin yang melibatkan pemerintah daerah, Badan Intelijen Negara (BIN).

Abdullah menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya terkait teror di sekolah Depok. Polres Metro Depok bersama Detasemen Gegana Brimob telah menyisir sekolah-sekolah yang dikirimi ancaman bom untuk memastikan kebenaran adanya bahan peledak.

Kepala Seksi Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi menyatakan, penyisiran dillakukan di sekitar lingkungan sekolah dan dipastikan aman serta tidak ada hal mencurigakan. Abdullah juga menegaskan, arahan untuk mengusut tuntas kasus ancaman bom ini bertujuan untuk mengantisipasi bahaya dalam bentuk fisik dan digital.

Baca Juga: Penemuan Mayat Wanita di Bawah Jembatan Kota Kowaguna Baubau