Tabrakan beruntun kembali terjadi jalan raya Indonesia, tepatnya di simpang Slipi, Jakarta Barat pada tanggal 26 November 2024 pagi hari. Kelalaian sopir truk dalam berkendara, telah menyebabkan tabrakan beruntun yang melibatkan 8 kendaraan, termasuk mobil dan sepeda motor. Kecelakaan tragis ini telah mengundang kekhawatiran publik terkait keamanan berkendara di jalan raya. Mengingat sudah banyak kasus tabrakan beruntun yang disebabkan oleh truk kontainer. Kini tragedi di Slipi meninggalkan luka mendalam bagi para keluarga korban dan warga sekitar.
Kronologi Awal Kejadian
Kecelakaan yang melibatkan 8 kendaraan di ruas jalan Slipi Jakarta Barat menjadi sorotan banyak pihak. Pertanyaan terkait awal mula terjadinya kecelakaan hingga penyebab terjadinya tragedi ini terus mencuat di kalangan masyarakat. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut mari kita simak pembahasan artikel ini sampai selesai.
Awal Kejadian
Insiden naas tersebut terjadi pada tanggal 26 November 2024 pukul 07.00 WIB. Pada saat kecelakaan terjadi, kondisi arus lintas Slipi terpantau padat, karena memasuki jam kerja perkantoran. Tiba-tiba muncul sebuah truk tronton yang kehilangan kendali dari arah Grogol menuju Palmerah.
Menurut saksi mata, sopir truk tidak memperlambat laju kendaraannya saat sudah mendekati lampu lalu lintas dan malah menerobos rambu yang ada. Akibatnya, mobil tersebut menabrak 8 kendaraan yang ada didepannya termasuk, mobil pribadi dan pengendara sepeda motor.
Dampak Kecelakaan Beruntun
Dari video yang beredar, tampak sejumlah kendaraan mengalami ringsek yang cukup parah usai ditabrak mobil truk berwarna orange. Bahkan terlihat sebuah sepeda motor masuk ke dalam kolong mobil, yang menunjukkan betapa dahsyatnya kecelakaan tersebut. Kecelakaan yang terjadi tidak hanya menimbulkan kerugian material semata, tetapi juga merenggut nyawa orang. Tercatat 2 pengendara motor meninggal dunia pasca kecelakaan beruntun di Slipi, Jakarta Barat, antara lain:
- Korban berinisial Aliyanto (34) asal Sukmajaya, Depok dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian dengan luka dibagian kaki terpisah dari badan
- Ariyadi (36) asal Cipayung, Jakarta Timur dengan luka serius di bagian kepala dan sempat dilarikan ke rumah sakit Pelni, namun sayang nyawanya tidak dapat terselamatkan.
Selain itu, beberapa pengendara lainnya mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Tidak hanya itu, kecelakaan beruntun juga mempengaruhi kelancaran lalu lintas di sekitar kawasan Slipi yang merupakan salah satu jalur utama menuju tanah abang dan sekitarnya.
Penyebab Kecelakaan
Polda Metro Jaya langsung melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus kecelakaan di Slipi yang menyebabkan 2 orang korban meninggal dunia. Penyelidikan harus dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tragis tersebut sekaligus menetapkan status hukum sopir truk. Apakah dirinya akan ditetapkan sebagai tersangka atau sebagai korban kecelakaan?.
Awalnya polisi menduga jika kejadian ini disebabkan oleh rem truk yang blong, sehingga sopir tidak bisa melakukan pengereman secara efektif. Namun, berdasarkan penyelidikan lebih lanjut dan pengakuan sopir truk, polisi mendapatkan beberapa fakta penting terkait penyebab terjadinya tragedi memilukan ini.
- Melanggar Jadwal Operasional
Menurut Diralantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman menjelaskan bahwa sopir truk telah melanggar jadwal operasional yang telah ditetapkan. Hal ini tertuang dalam undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang mengatur angkutan berat tidak boleh melintasi jalan arteri maupun tol dalam kota dari jam 05.00-22.00 WIB. - Menyetir Dalam Keadaan Ngantuk dan Lelah
Menurut pengakuan sopir truk, ia mengendarai mobilnya dalam keadaan lelah dan mengantuk usai melakukan perjalanan jauh. Ia hanya tidur selama 1,5 jam sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan panjangnya dari luar kota menuju Jakarta. Kondisi fisik yang lelah akibat kurang istirahat membuat sopir tidak bisa mengontrol kendaraannya dengan baik yang pada akhirnya berujung pada kecelakaan beruntun. - Negatif Alkhol dan Narkoba
Pihak Kepolisian juga menjalankan serangkaian pemeriksaan termasuk melakukan tes urine, dan kadar alkohol di dalam tubuhnya. Apakah ia berkendara di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang atau tidak. Namun hasil pemeriksaan menunjukkan jika sang sopir negatif dari narkoba dan alkohol.
Kecelakaan ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua untuk tetap memperhatikan kondisi fisik sebelum berkendara. Tidak ada salahnya memutuskan untuk berisitrahat sebentar, jika Anda berada pada kondisi yang lelah dan letih akibat perjalanan panjang. Karena jika Anda terus memaksakan diri, maka hanya akan membahayakan diri sendiri dan juga pengendara lain.
Tanggapan Pihak Kepolisan dan Upaya Keamanan Lalu Lintas
Guna memastikan lalu lintas dapat kembali beroperasi, pihak kepolisian bergerak cepat mensterilkan TKP (Tempat Kejadian Perkara). Selain itu barang bukti berupa 1 unit truk yang terlibat kecelakaan sudah disita oleh pihak kepolisian. Sopir truk yang menyebabkan tragedi ini juga telah diamankan oleh pihak kepolisian untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Melalui tragedi ini, pihak kepolisian kembali mengingatkan kepada seluruh sopir kendaraan besar, untuk berhenti sejenak setelah mengemudi selama beberapa jam. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi sopir truk agar tetap prima dan terhindar dari rasa lelah yang berlebihan. Sehingga tragedi kecelakaan lalu lintas akibat mobil besar bisa di minimalisir.
Jika para sopir tetap bersikukuh membawa truknya dalam kondisi lelah, maka akan dikenakan sanksi administratif hingga kurungan pidana, apabila terbukti menyebabkan kecelakan. Di sisi lain, Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana untuk meningkatkan pengawasan terhadap seluruh sopir truk yang melintasi wilayah Jakarta.
Selain itu, pemberian edukasi terkait pentingnya istirahat yang cukup saat berkendara juga akan terus dilakukan oleh pihak Kepolisian dan Dinas Perhubungan. Karena banyak sekali sopir truk yang tetap mengantarkan barang bawaanya meski sudah dalam kondisi yang benar-benar lelah.
Kesimpulan
Tragedi maut yang terjadi di Slipi akibat sopir truk yang tidur hanya 1,5 jam menunjukkan betapa pentingnya kesiapan fisik dan mental pengemudi dalam menjalankan tugas mereka. Kurangnya istirahat yang cukup dapat berakibat fatal, baik bagi pengemudi itu sendiri maupun bagi orang lain di jalan raya.
Untuk mencegah kejadian serupa, sangat penting bagi pengemudi untuk memahami dan mematuhi aturan istirahat yang telah ditetapkan, serta menjaga kondisi tubuh tetap prima saat mengemudi. Kesadaran akan bahaya mengemudi dalam keadaan mengantuk harus ditingkatkan, baik di kalangan pengemudi maupun masyarakat luas, agar keselamatan di jalan raya dapat terjaga.
Baca Juga : Viral! BBM Pertamax Bikin Mesin Puluhan Mobil Rusak!