Peristiwa pembunuhan tragis yang menimpa salah satu keluarga di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan telah menggemparkan warga setempat. Bagaimana tidak?, pelaku pembunuhan tersebut dilakukan oleh anak korban sendiri yang masih dibawah umur. Kasus ini langsung menarik perhatian banyak pihak karena sangat sulit diterima oleh akal sehat. Seorang anak yang seharusnya menghormati dan menyayangi keluarganya, malah bertindak agresif dan brutal yang pada akhirnya berujung pada pembunuhan. Lantas bagaimana tragedi memilukan ini dapat terjadi?, dan pelajaran apa yang bisa kita ambil dari tragedi ini?, Mari kita diskusikan secara bersama-sama.
Kronologi Terjadinya Pembunuhan
Kejadian pembunuhan yang menewaskan sang ayah dan nenek terjadi pada Sabtu malam (30 November 2024) di Perumahaan Bona Indah. Suasana malam yang dingin dan sunyi menjadi waktu yang tepat bagi keluarga untuk beristirahat, namun keadaan berubah menjadi mencekam saat sang anak melancarkan aksi pembunuhan.
2 Korban Tewas dan 1 Luka-luka
Insiden mengenaskan ini terjadi sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, saat para korban sedang tidur lelap. Sebelum melancarkan aksinya, remaja berinisial MAS pergi ke kamar kedua orang tuanya untuk memastikan keadaan. Saat mengetahui kedua orang tuanya sudah tertidur pulas, tersangka pergi ke dapur untuk mengambil sebilah pisau.
Setelah itu, anak korban yang juga tersangka pembunuhan kembali ke kamar orang tuanya dan langsung menusuk ayahnya (APW) menggunakan pisau dapur hingga tewas. Sang Ibunda yang terbangun dan melihat tindakan brutal anaknya langsung berteriak histeris. Tanpa basa-basi pelaku langsung menghujam pisau ke arah ibunya dan sempat mengejar hingga ke depan gerbang.
Namun sayang, ditengah pengejaran pelaku bertemu dengan sang nenek RM yang terbangun akibat teriakan korban AP. Tanpa berpikir panjang, anak dibawah umur tersebut langsung menusuk neneknya hingga tewas. Di sisi lain, korban AP yang sempat melarikan diri, tergeletak bersimbah darah akibat luka parah di bagian punggung, lengan dan pipi.
Pelaku Melarikan Diri
Pelaku yang mengira sang ibunda telah tewas akibat melihat banyak darah lantas pergi keluar rumah. Petugas keamanan yang melihat tersangka MAS berjalan cepat meninggalkan lokasi kejadian lantas memanggil dirinya. Namun alih-alih menghampiri petugas, pelaku langsung melarikan diri ke arah lampu merah Karang Tengah.
Melihat MAS berusaha melarikan diri, saksi pertama langsung meminta bantuan temannya untuk melakukan penangkapan. Saat berhasil diamankan, kondisi pelaku dalam keadaan berlumuran darah. Selain itu, MAS juga berusaha menghilangkan barang bukti yakni sebilah pisau dengan cara membuangnya di jalanan yang berjarak sekitar 25 meter dari titik awal kejadian.
Respon Pihak Berwenang
Pihak berwenang langsung turun tangan untuk menangani kasus ini usai menerima laporan dari masyarakat sekitar. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan sejumlah pemeriksaan awal guna mengetahui motif sebenarnya dari pembunuhan tersebut. Namun berdasarkan kesimpulan awal, MAS mengaku jika dirinya kerap mendengar suara bisikan yang mengganggu.
Untuk mengetahui lebih dalam terkait motif pembunuhan tersebut, pihak kepolisian akan melakukan serangkaian pemeriksaan lanjutan diantaranya yaitu tes kejiwaan. Sejumlah pihak yang akan dilibatkan untuk menemui motif pembunuhan diantaranya yaitu: psikologi anak, psikiater anak, psikologi forensik.
Penyelesan Pelaku
Pihak kepolisian belum dapat memastikan motif pembunuhan tersebut terjadi, apakah karena faktor dendam?, atau karena masalah kesehatan mental?. Namun jika berbicara faktor dendam maka sangat kecil kemungkinannya, karena diketahui jika MAS merupakan anak kesayangan kedua orang tuanya. Selain itu, MAS juga terus bertanya mengenai kondisi ibunya dan terlihat begitu menyesal akan perbuatannya.
Kondisi Ibu Korban
Pasca kejadian tersebut, sang ibu masih dalam keadaan kritis usai mendapat luka tusuk dibagian, leher, lengan, punggung dan pipi. Hingga saat ini korban masih menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit Fatmawati. Nantinya jika kondisi korban sudah membaik, pihak kepolisian akan memintai keterangan dari korban.
Namun sayang, nyawa ayah dan neneknya tidak dapat tertolong dan langsung tewas di tempat. Saat ini jasad korban telah diamankan oleh pihak kepolisian guna keperluan visum.
Reaksi Warganet Atas Fenomena Ini
Di media sosial, peristiwa ini memicu banyak diskusi diantara para warganet yang terus membagikan opini mereka baik berupa kritik maupun cacian. Beberapa diantaranya mengekspresikan kesedihan mereka atas kejadian ini, sementara yang lainnya menekankan pentingnya untuk tidak menilai kejadian ini hanya berdasarkan tindakan remaja tersebut.
Akan tetapi harus bisa melihat latar belakang masalah, baik dari sisi keluarga ataupun faktor-faktor eksternal yang mungkin saja mempengaruhi sikapnya. Namun, ada pula warganet yang mengkritik tindakan brutal anak tersebut yang tega melukai hingga menghabisi nyawa orang tuanya.
Mereka meminta pihak berwenang untuk menjatuhkan hukuman yang setimpal meski dirinya masih berada di bawah umur. Di sisi lain beberapa warganet menentang hukuman untuk dirinya, karena dapat memperburuk kesehatan mentalnya dan juga masa depannya. Kini fenomena tersebut menjadi perbincangan hangat netizen diberbagai platform media sosial.
Pelajaran Penting Dari Kejadian Ini
Peristiwa tragis yang terjadi di Cilandak, telah berbagai pelajaran penting bagi kita semua, baik sebagai individu, keluarga maupun masyarakat. Karena tragedi ini bukan hanya menggugah emosi semata, tetapi juga membuka mata kita untuk melihat sebuah peristiwa dari sisi yang lain.
Sama halnya dengan peristiwa ini, mungkin saja ada faktor lain seperti masalah kesehatan mental yang tidak diketahui keluarganya. Biasanya seorang anak yang mengalami kekerasan dalam hidupnya enggan membicarakan masalah tersebut kepada orang lain, baik keluarga, teman, maupun sahabatnya.
Keberadaan komunikasi yang terbuka dalam keluarga bisa membantu mencegah masalah yang lebih besar, serta memberikan ruang bagi anak untuk mengungkapkan perasaan dan emosinya. Selain itu, kejadian ini juga mengingatkan kita akan pentingnya perhatian terhadap masalah psikologis yang bisa dialami oleh remaja, yang sering kali tidak terlihat oleh orang di sekitarnya.
Gangguan mental, seperti depresi atau kecemasan, sering kali tidak terdeteksi karena remaja mungkin merasa malu atau tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memberikan ruang yang aman dan mendukung mereka yang mungkin membutuhkan pertolongan.
Baca Juga : Profil Alwin Jabarti Kiemas di Balik Skandal Judi Online