Pada tanggal 15 September 2024 mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mengalami upaya percobaan pembunuhan. Kabar ini tentu sangat mengejutkan banyak pihak, di mana upaya pembunuhan pertama telah melukai telinga kanannya. Namun upaya pembunuhan yang kedua gagal dan tidak berhasil melukai Donald Trump. Kejadian ini bermula ketika Donald sedang bermain golf di lapangan West Palm Beach, Florida.
Saat itu Agen Dinas Rahasia AS melihat adanya pergerakan mencurigakan dari dalam semak-semak. Mereka melihat seorang pria bersenjata dari balik semak-semak yang melepaskan tembakkan ke arah Donald Trump. Beruntung tembakkan tersebut meleset dan tidak mengenai sasaran. Kejadian ini membuat Agen Dinas Rahasia AS bergerak cepat dengan menembakkan 4 peluru ke arah pria tersebut untuk melumpuhkannya.
Sadar aksinya telah diketahui, pria tersebut langsung menjatuhkan senjata dan membuang barang miliknya. Kemudian ia melarikan diri dengan mengendarai mobil Nissan berwarna hitam. Melihat pelaku melarikan diri, pihak keamanan AS langsung melakukan pengejaran dan penyisiran barang bukti. Dari TKP Agen Rahasia AS menemukan sejumlah barang bukti yakni, senjata api AK-47, ransel, kamera GoPro, dan teropong.
Hanya dalam waktu singkat, pelaku berhasil ditangkap dan diamankan oleh pihak Agen Rahasia AS. Penangkapan yang relatif singkat ini, berkat seorang saksi mata yang berhasil memotret plat nomor dan jenis mobil pelaku. Sehingga membantu pihak keamanan dalam melakukan pengejaran dan penangkapan. Berkat kesigapan Agen Rahasia AS, Donald Trump tidak mengalami luka sedikit pun dalam insiden percobaan pembunuhan ini.
Mengenal Pelaku Percobaan Pembunuhan Donald Trump
Di ketahui pelaku percobaan pembunuhan Donald Trump bernama Ryan Wesley Routh berusia 58 tahun. Sepanjang hidupnya Ryan tinggal di Nort Carolina sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah ke Kaawa, Hawai pada tahun 2018. Sebelum pindah, dirinya diketahui bekerja sebagai pekerja konstruksi di daerah Nort Carolina.
Upaya percobaan pembunuhan yang dilakukan Ryan Wesley Routh, dikarenakan dirinya terlalu terobsesi dengan upaya membantu perang Ukraina melawan Rusia. Diketahui dirinya mempunyai website penggalangan dana dan perektrutan relawan untuk pergi ke Ukraina dalam misi perang melawan Rusia.
Selain itu dirinya pernah memikirkan gagasan untuk membunuh mantan presiden AS Donald Trump. Gagasan itu didasari atas rasa bersalahnya karena telah memilih Donald Trump sebagai presiden pada waktu itu. Bahkan dirinya memiliki beberapa catatan kriminal seperti : kepemilikkan senjata pemusnah masssal, mengendarai mobil dengan SIM yang dicabut, melakukan tabrak lari, hingga memiliki barang curian.
Namun menurut putranya Oran Routh, ayahnya adalah seorang pria yang penuh perhatian dan penyayang. Dirinya tidak mengetahui perbuatan sang ayah selama di Florida termasuk upaya pembunuhan mantan presiden Donald Trump. Kini Ryan Wesley Routh ditahan oleh pihak berwenang AS di interstate ( Jalan Bebas Hambatan ) I-95.
Respon Presiden AS Joe Biden
Kejadian upaya percobaan pembunuhan mantan presiden AS Donald Trump telah menarik perhatian banyak pihak, salah satunya adalah Joe Biden. Ia menyatakan bahwa pembunuhan tidak bisa menyelesaikan masalah apapun, sebaliknya tindakan sembrono tersebut hanya akan menghancurkan negara.
Joe Biden juga mengutuk keras tindakan percobaan pembunuhan tersebut. Ia mengatakan bahwa setiap permasalahan di Amerika diselesaikan dengan cara damai bukan dengan kekerasan. Dirinya meminta lebih banyak personel untuk menyelesaikan masalah tersebut. Presiden AS Joe Biden juga berharap jika kejadian ini tidak terulang kembali di masa mendatang.
Meski Joe Biden secara rutin mengecam tindakan kekerasan politik, mantan presiden Donald Trump malah menuduhnya sebagai presiden yang penuh retorika. Dirinya mengatakan Joe Biden telah membawa politik AS ke tingkat kebencian baru dan bertanggung jawab atas tindakan kekerasan yang dialaminya.
Kesimpulan
Upaya percobaan pembunuhan kedua yang dilakukan Ryan Wesley Routh telah menggemparkan dunia politik AS. Tindakan ini menuai banyak kecaman banyak pihak, termasuk presiden AS Joe Biden. Ia mengecam upaya pembunuhan mantan presiden Donald Trump dan menyatakan tidak ada tempat untuk kekerasan politik di Amerika.
Baca Juga : Pangeran Hisahito Pewaris Tahta yang Siap Mengubah Jepang