kondisi kapal

Saat ini sedang banyak diperbincangkan tentang insiden kecelakaan kapal motor penyebrangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali. Banyak kabar beredar menyebutkan, kapal dengan penumpang puluhan orang tersebut bisa tenggelam dikarenakan kondisi cuaca pada saat itu kurang baik.

KMP Tunu Pratama Jaya mulai berlayat dari pelabuhan Ketapang dengan tujuan ke Gilimanuk pada Rabu (2/7/2025) pukul 22:56 WIB. Saat sedang berlayar, sekitar pukul 23:20 WIB pada Kamis (3/7/2025), kapal tersebut mengirimkan signal untuk meminta pertolongan.

Tak lama setelah mengirimkan signal darurat, sekitar pukul 00:19 WIB terjadi pemadaman atau yang biasa disebut dengan black out. Dari laporan yang disampaikan pihak pengelola dari titik koordinat kapal, saat itu posisi kapal sudah terbalik dan hanyut ke bagian selatan.

Kondisi ini menghambat aktivitas perlayaran Bali-Banyuwangi dan arah sebaliknya, karena khawatir kondisi cuaca akan semakin memburuk apabila tetap melanjutkan pelayaran. Menanggapi insiden kapal tenggelam ini, tim SAR gabungan diturunkan untuk mencari keberadaan para korban disekitar area tenggelamnya kapal penumpang tersebut.

Kronologi

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan menjelaskan kronologi dibalik insiden tenggelamnya kapal swasta KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud mengunggkapkan, sebelum dikabarkan tenggelam, kapal tersebut sedang melakukan pelayaran dari pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk.

Sekitar 15 menit setelah berlayar, kapal mengalami kebocoran mesin di sekitar perairan Selat Bali di titik koordinat 8° 9’32.35″S 114°25’6.38″E. Sekitar pukul 23:20, kapal yang mengangkut 53 penumpang, 12 awak kapal dan 22 unit kendaraan bermotor tersebut mengalami distress.

Dari laporan yang diberikan oleh petugas di lapangan pada saat itu, kapal tersebut tenggelam tak lama setelah mengalami kondisi distress. Sebelum dikabarkan tenggelam, sempat terjadi kepanikan di dalam kapal yang disebabkan oleh penumpang, sehingga awak kapal kesulitan dalam melakukan langkah penyelamatan.

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, segera mengeluarkan perintah darurat untuk segera mengevakuasi korban yang tenggelam, meski sedang dalam kunjungan resmi di Arab Saudi. Sedangkan Sekretaris Kabinet Merah Putih, Teddy Indra Wijaya menjelaskan, kondisi cuaca yang sedang tidak baik mungkin menjadi salah satu penyebabnya.

Kondisi Cuaca Buruk

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, menyatakan saat insiden kapal tersebut terjadi, ombak di Selat Bali sedang sangat tinggi. Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli KSOP Banyuwangi, Ni Putu Cahyani menjelaskan, Ketinggian ombak diperkirakan sekitar 1,7 meter hingga 2,5  meter di beberapa lokasi.

Kecepatan angin pada saat itu juga tidak lebih dari 10 knot, sehingga kondisi di Selat Bali saat itu sangat kondusif. Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang berawan dan arus bisa menjadi salah satu penyebab tenggelamnya kapal tersebut.

Korban Kapal Tenggelam

Agar pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya berjalan lancar, Tim Sar gabungan diturunkan untuk mencari keberadaan para korban yang terdampar. Sebanyak 9 unit kapal ditugaskan oleh tim SAR untuk mencari puluhan penumpang yang diangkut oleh kapal tersebut sebelum dikabarkan tenggelam.

Dalam upaya yang dilakukan oleh Tim Basarnas, sebanyak 4 penumpang berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis (3/7/2025). Para penumpang kapal yang berhasil ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, saat ini berada di kamar jenazah RSU Negara, Jembrana, Bali.

Selain berhasil menemukan 4 korban tewas, tim penyelamat juga berhasil menemukan 2 penumpang selamat dalam kondisi lemas karena terombang-ambing di air. Penumpang yang masih selamat segera dilarikan ke IGD RSU Negara untuk di observasi, agar pihak media bisa mengetahui kondisi korban.

Melalui laporan terbaru yang disampaikan oleh tim penyelamat gabungan pada pukul 08:00 WIB, 23 penumpang lainnya juga berhasil ditemukan. Sebanyak 23 korban tenggelam yang berhasil di selamatkan akan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat, agar pihak medis bisa memberikan perawatan.

Pernyataan Basarnas

Proses pencarian

Sebanyak 38 korban kapal Tunu Pratama Jaya yang tenggelam hingga saat ini masih belum berhasil ditemukan oleh tim SAR gabungan. Tim gabungan sampai sekarang masih melakukan upaya untuk menemukan seluruh korban yang masih belum ditemukan, agar bisa segera di evakuasi.

Agar proses pencarian bisa lebih efektif, Basarnas akan mengerahkan sebuah helikopter agar pencarian juga bisa dilakukan melalui udara. Hal tersebut disampaikan oleh Kabasarnas Marsekal Madya TNI, Mohammad Syafii yang menjelaskan helikopter berjenis Dauphin As365 Hr-3606 akan diterbangkan menuju Banyuwangi.

Selain menugaskan sebuah helikopter dalam proses pencarian, Basarnas juga akan menurunkan 13 personel khusus untuk melakukan proses penyelamatan bawah laut. Hingga saat ini identitas korban hilang masih dalam pendataan oleh Polri Syahbandar dan beberapa instansi lain yang berkaitan dengan proses pendataan.

Basarnas dengan tegas menyatakan, akan memberikan upaya terbaik dalam mencari seluruh korban tenggelam yang sampai saat ini masih belum ditemukan. Para korban hilang diperkirakan bisa ditemukan dengan cepat, karena dalam proses pencarian ada bantuan dari tim gabungan SAR, sehingga memudahkan proses pencarian.

Baca Juga: Pengemudi Ojol Lega Tarif akan Naik Hingga 15 Persen