Tragedi Kebakaran

Insiden kebakaran hebat terjadi di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, insiden ini bermula setelah sebuah sumur minyak meledak. Insiden ini terjadi pada Minggu (17/8/2025) malam, karena ledakan sumur minyak yang menyebabkan kebakaran beberapa warga setempat kehilangan nyawa.

Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Blora, Agung Triyono membenarkan insiden kebakaran yang terjadi di Desa Gandu. Untuk mencegah insiden seperti ini terulang kembali, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan meninjau kembali Peraturan Menteri ESDM.

Melalui peraturan No 14 Tahun 2025, Kementerian ESDM akan meningkatkan aspek keselamatan dalam mengelola sumur minyak untuk menjaga keselamatan pekerja. Juru Bicara Kementerian ESDM, Dwi Anggia menjelaskan, tata kelola sumur minyak yang dibangun di atas lahan milik masyarakat akan diperbarui.

Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, berkoordinasi dengan Bupati Blora dan Polda Jawa Tengah untuk melakukan pengawasan terhadap sumur-sumur warga. Pihak kepolisian akan melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap sumur-sumur minyak illegal milik masyarakat yang sampai saat ini masih beroperasi.

Kronologi Kebakaran Sumur

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blora, Mulyowati, mengunggkapkan awal mula insiden kebakaran ini terjadi hingga terdengarnya suara ledakan yang besar. Insiden kebakaran ini awalnya bermula dari aktivitas warga setempat yang memanfaatkan aliran sumur untuk mendapatkan minyak yang akan dijual kembali.

Diketahui seorang warga mengambil minyak dari aliran sumur tersebut tanpa memahami resiko bahaya yang bisa merenggut nyawanya ketika menampung minyak. Malangnya ketika ia sedang mengambil minyak di aliran sumur, ada percikan api yang timbul namun ia tidak segera menyelamatkan diri.

Insiden kebakaran ini pertama kali diketahui oleh seorang warga yang mendengarkan ledakan dari dalam selokan yang kemudian menyambar titik sumur. Berdasarkan keterangan saksi mata, api dengan cepat merambat ke rumah warga dan hal itu disebabkan aliran air dari selokan mengandung minyak.

Dari penjelasan saksi mata, BPBD Blora menduga kebakaran terjadi karena adanya aktivitas masyarakat yang mengambul minyak tanpa mempperhatikan standar keamanan. Selain itu, tekanan gas yang kuat juga semakin memperparah ledakan api sehingga api semakin cepat menyebar hingga ke pemukiman warga.

Korban Kebakaran

Berdasarkan informasi yang beredar, akibat kebakaran sumur yang terjadi sebanyak 3 warga setempat harus kehilangan nyawa dan 2 korban kritis. Naasnya dalam insiden kebakaran sumur ini terdapat seorang balita laki-laki yang baru berumur 2 tahun menjadi korban dan dilarikan ke rumah sakit.

Balita yang menjadi korban bernama Abu Dhabi, ia merupakan cucu dari salah satu korban yang juga tewas dalam insiden ini. Dari informasi yang berdar di media sosial, ada yang menyebutkan bahwa kondisi balita tersebut sedang kritis dan mendapatkan perawatan medis.

Namun ada juga kabar yang menyebutkan bahwa korban balita tersebut saat ini sudah meninggal dunia yang langsung ditanggapi TRC BPBD. Insitansi terkait menyatakan korban bersama ibunya sudah dirujuk ke RSUPD Dr. Sardjito, Yogyakarta dan sedang berada di ruang isolasi khusus.

Korban Tewas

Dalam insiden ini ada korban yang sedang mengambil minyak dari aliran sungai disaat ledakan dahsyat terdengar dari arah sumur tersebut. Korban yang diketahui bernama, Tanek (60), tidak langsung meninggalkan tempat tersebut karena ia sudah mengambil banyak minyak dan berusaha memindahkannya.

Percikan api yang muncul awalnya hanya berada di sekitar sumur kemudian dengan cepat menyambar tubuh Tanek, hingga ia kehilangan nyawanya. Selain Tanek, di TKP juga berhasil ditemukan korban tewas lain yang berhasil di identifikasi bernama Wasini (50) dan Sureni (52).

Skenario Pemadaman

Pemadaman Kebakaran

Kobaran api yang muncul dari kebakaran sumur minyak tak kunjung padam hingga Selasa (19/8/2025) pagi dan masih berkobar hebat. Setelah dua hari sejak api pertama kali berkobar, muncul kecemasan serta kegelisahan dari warga yang bertempat tinggal di dekat TKP.

Sekitar 50 Kepala Keluarga (KK) hidup dalam ketidakpastian, karena sampai saat ini api masih belum bisa dipadamkan oleh tim pemadam. Harapan para warga yang rumahnya berada di dekat titik api saat ini adalah agar api bisa dipadamkan secepatnya.

Dari lokasi kejadian, tim pemadam sedang melakukan usaha terbaik agar api bisa dipadamkan sesegera mungkin, sehingga dampaknya bisa di minimalisir. Berbagai upaya intensif sedang dilakukan dan berdasarkan informasi di lapangan, sebanyak 4 alat berat berjenis excavator sudah diturunkan untuk membantu.

Alat-alat berat terus diturunkan dan dipekerjakan tanpa henti untuk mengeruk tanah yang kemudian akan digunakan untuk menimbun aliran sumur minyak. Langkah tersebut dinilai efektif untuk mematikan api langsung dari titiknya, sehingga penyebaran api bisa dikendalikan dan tidak semakin membesar.

Baca Juga: Prabowo Klaim Program Makan Bergizi Gratis Sukses Besar