Menkeu RI

Kabinet Merah Putih resmi reshuffle jabatan Menteri Keuangan yang sebelumnya dipegang oleh Sri Mulyani Indrawati kepada Purbaya Yudhi Sadewa. Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu pada Senin (8/9/2025), di Istana Negara, Jakarta.

Pergantian jabatan Menkeu ini dilakukan ditengah tantangan ekonomi global dan domestik, sehingga Yudhi diharapkan bisa mengelola penganggaran negara dengan baik. Ia dengan tegas menyatakan akan melakukan persiapan dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan yang ditinggal oleh Sri Mulyani demi memajukan perekonomian Indonesia.

Ia juga mengungkapkan, selama dipimpin oleh Sri Mulyani, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah bekerja dengan maksimal dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Meski baru saja dilantik sebagai Menkeu oleh Presiden Prabowo, ia sudah memicu sentimen negatif dari masyarakat yang kurang mempercayai kinerjanya.

Hal tersebit dikarenakan indeks pasar saham yang langsung turun setelah dirinya dilantik, sehingga masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap Menkeu yang baru. Selain itu, masyarakat juga kesal dengan pernyataannya yang seakan-akan menyepelekan tuntuan yang disampaikan oleh massa dalam aksi demo 25 Agustus 2025.

Profil dan Karir Purbaya Yudhi Sadewa

Purbaya Yudhi Sadewa menjabat sebagai Menkeu menggantikan Sri Mulyani Indrawati di usianya yang ke-61, ia lahir pada 7 Juli 1964. Ia masuk kedalam jajaran Kabinet Merah Putih setelah pelantikannya yang dilakukan pada Senin (8/9/2025) sebagai Menkeu yang baru.

Yudhi Sadewa adalah seorang sarjana Teknik Elektrom Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan gelar insinyur, ia juga memiliki gelar magister (S2) dan doktor (S3) bidang ekonomi. Ia mendapatkan gelar magister dan doktor di bidang ekonomi melalui Purdue University, Amerika Serikat, dengan menyandang gelar Master of Science (MSc).

Awal karir Yudhi dimulai ketika ia bekerja sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas S.A., bidang teknik dan perekonomian dari tahun 1980-1994. Ia juga sempat bergabung dengan Danareksa Research Institute sebagai Senior Economist dari tahun 2000-2005, lalu pada tahun 2013, ia dipercayakan sebagai Chief Economist.

Ia memulai karier dalam dunia politik pada tahun 2010 hingga 2014, sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 8 September 2025, Yudhi menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS, Sejak 3 September 2020.

Kontroversi Menkeu

Meski baru dilantik sebagai Menteri Keuangan, Yudhi Sadewa sudah menuai kontroversi setelah menyebutkan tuntutan mahasiswa dan masyarakat bukan masalah besar. Dalam keterangannya, ia menyebutkan bahwa tuntuan 17+8 yang sekarang ini sedang menjadi pembahasan nasional hanya keinginan sebagian kecil masyarakat Indonesia.

Ia menjelaskan, sebagian masyarakat mungkin merasa hidupnya serba kekurangan, namun hal tersebut bukanlah masalah setelah ia menciptakan pertumbuhan ekonomi hingga 6-7%. Yudhi bahkan dengan percaya diri menyatakan, jika rencananya direalisikan masyarakat akan sibuk mencari kerja dan makan enak daripada ikut demo.

Ekonom dari UPN Veteran Jakarta, Achamd Nur Hidayat mengomentari Yudhi dan menilai ucapannya tentang 17+8 bukan masalah besar sangat berbahaya. Pernyataan tersebut dianggap sebagai ancaman bagi publik maupun pasar saham Indonesia, karena kesan Menteri Keuangan yang sekarang terlalu percaya diri.

Achamad menjelaskan bahwa Yudhi terlalu percaya diri, dan menurutnya hal tersebut sangat berbahaya bagi seorang bendahara negara dalam mengatur stabilitas. Hal tersebut bisa memunculkan kekhawatiran pasar keuangan, karena setiap ucapan dari Menkeru adalah simbol dari kapasitas pemerintah dalam pengelolaan fisikal.

Pembelaan Luhut

Melihat publik yang skeptis terhadap kinerja Yudhi, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan mencoba meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Yudhi. Luhut meminta masyarakat untuk mempercayakan masalah keuangan negara kepada Yudhi, serta memberikannya kesempatan untuk membuktikan seluruh ucapannya dalam menciptakan stabilitas.

Kepercayaan Lutuh bukan tanpa alasan, sebab Yudhi memiliki banyak pengalaman dalam bidang ekonomi saat menjabat sebagai Ketua Dewan Komisiones LPS. Yudhi marupakan seorang ekonom yang memiliki hubungan dekat dengan Luhut sejak ia menjabat sebagai Stafsus Bidan Ekonomi Kemenko Maritim (2016-2020).

Menyampaikan Permintaan Maaf

Pemintaan Maaf

Setelah ucapannya tentang tuntutan 17+8 ramai di perbincangkan dan mendapatkan banyak kritik, Menkeu Yudhi Sadewa menyampaikan permintaan maafnya kepada publik. Ia menjelaskan maksud perkataannya bukan untuk meremehkan suara rakyat, namun ia beralasan bahwa rakyat melakukan aksi demonstrasi karena kondisi ekonomi tertekan.

Ia juga berjanji akan mengembalikan stabilitas perekonomian nasional dan akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Yudhi bahkan percaya bahwa dirinya bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional secara pesat, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang akan kesusahan.

Kemudian ia menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada publik atas penyampaian yang disalahpahami oleh masyarakat hingga memicu kemarahan banyak pihak. Ia mengaku sangat terkejut setelah mengetahui pendapatnya viral di media sosial, dan menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran di masa depan.

Ia menyatakan akan segera memperbaiki cara penyampaiannya ke publik untuk menghindari kejadian seperti ini terulang kembali di kemudian hari. Terakhir, ia berjanji akan mengambil langkah untuk memperbaiki perekonomian nasional agar kesejahteraan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia secara merata.

Baca Juga: Seorang Ibu di Bandung Bunuh Diri Bersama Kedua Anaknya