Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa ia tidak keberatan dengan rencana membangun family office yang berlokasi di Bali. Pembentukan family office digagas oleh Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan jajaran pemerintahan dalam mengurusi masalah keuangan negara.
Meski tidak menolak rencana pembangunan tersebut, Purbaya menegaskan bahwa pembangunannya tidak boleh menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal tersebut diungkapkan oleh Purbaya sebab ia tidak ada niat untuk mengalokasikan APBN kedalam proyek yang tidak memiliki dasar tersebut.
Purbaya mengucapkan, jika DEN bisa membiayai pembangunan family office, ya silahkan bangun saja sendiri sebab ia tidak akan memberikan sepeserpun APBN. Purbaya menjelaskan bahwa ia berencana untuk menggunakan APBN untuk membiayai program-program yang akan memberikan dampak langsung ke perekomian rakyat Indonesia.
Menkeu Purbaya tidak berniat untuk menjadikan Pulau Dewata di Bali menjadi salah satu daerah yang menjadi pusat keuangan di Indonesia. Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa proyek tersebut ia gagas untuk menarik arus investasi asing yang ingin masuk ke Indonesia.
Tolak Pemberian Modal
Dalam sebuah pernyataan, Menkeu Purbaya dengan blak-blakan menyebutkan bahwa ia menolak pembiayaan proyek family office yang digagas oleh Luhur Pandjaitan. Purbaya sendiri memang sudah dikenal sebagai salah satu menteri yang ucapannya sering menjadi sorotan media, dan memiliki julukan sebagai koboi.
Meski tidak menolak pengadaan family office, Purbaya menegaskan bahwa ia tidak akan menggunakan APBN untuk membiayai pembangunan gedung family office. Jiak dana pembangunan tidak membebani APBN, Purbaya menyatakan bahwa ia tidak akan menghalangi rencana DEN yang ingin membangun fasilitas baru.
Hal tersebut disampaikan oleh Purbaya karena ia mengaku tidak berencana untuk mengalokasikan dana APBN ke proyek yang masih belum jelas. Ia dengan tegas menyatakan bahwa dirinya akan lebih berfokus ke pendanaan proyek-proyek yang akan memberikan dampak langsung ke perekonomian Indonesia.
Tidak akan Berkomentar
Selain menolak untuk memberikan modal, Purbaya juga menjelaskan bahwa dirinya tidak akan memberikan masukan apapun terhadap rencana pembentukan family office. Hal tersebut ia sampaikan sebab proyek ini adalah rencana Luhut yang sudah dirancang sejak lama, namun luhut masih belum memahaminya.
Menurutnya, Luhut sudah sering membahas pembangunan family office, namun sampai saat ini Purbaya masih belum mengetahui konsep dari proyek tersebut. Bahkan Purbaya mengungkapkan, wacana tersebut sudah pernah disampaikan ke delegasi World Water Forum (WWF) ke 10 pada pertengahan Mei 2024.
Apa itu Family Office
Family Office yang ingin dibangun oleh Luhut adalah sebuah entitas private yang didirikan secara khusus untuk mengelola seluruh aspek kekayaan. Bangunan tersebut ditujukan untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan finasial keluarga super kaya dengan layanan yang komprehensif melampaui manajemen investasi mencakup perencanaan pajak, hukum dan filantropi.
Tujuan dari family office adalah untuk menjaga, menumbuhkan dan memastikan proses transfer kekayaan asing ke Indonesia bisa berjalan dengan lancar. Proyek ini juga diperkirakan bisa berjalan mulus dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan sudah diadopsi di berbagai negara maju.
Pembangunan family office bisa menjadi solusi efektif bagi keluarga asing super kaya yang akan menyalurkan aset miliknya dalam jumlah besar. Umumnya keluarga yang akan meenggunakan jasa ini menginvestasikan aset mereka setidaknya USD 50-100 juta demi mendapatkan jaminan keuangan di Indonesia.
Memanfaatkan layanan personal, family office menjadi salah satu kunci bagi banyak konglomerat dalam mempertahankan stabilitas finansial mereka untuk jangka panjang. Kehadirannya bukan sekedar untuk mengelola portofolio investasi, tapi juga menangani aspek finansial lain misalnya warisan, manajemen properti dan layanan perjalanan.
Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan yang ditawarkan dalam family office terbagi kedalam 2 jenis yang bisa disesuikan sesuai kebutuhan dan skala keluarga. Layanan pertama adalah Single Family Office (SFO) yang dibentuk secara khusus untuk melayani satu keluarga yang terdaftar saja.
Jenis SFO memberikan pelayanan yang sangat personal kepada kliennya sehingga bisa disesuaikan secara eksklusif sesuai dengan dinamika dan tujuan finansial. Kemudian family office juga menawarkan layanan Multi Family Office (MFO) yang bisa melayani beberapa keluarga sekaligus dengan tingkat efisiensi tinggi.
Jika SFO adalah versi premium dari jenis layanan yang ditawarkan, MFO menjadi versi lebih ekonomis dan paling banyak digunakan. Biaya dari layanan MFO bisa lebih ekonomis sebab biaya operasional akan dibagikan ke beberapa klien yang menggunakan jasa ini.
Meski akan melayani banyak keluarga sekaligus, MFO akan tetap berupaya untuk memberikan pelayanan yang komperhensih dann terpersonalisasi kepada keluarga yang bergabung. Untuk pemilihan jenis layanan yang tepat antara SFO dan MFO, masing-masing keluarga bisa menyesuaikannya dengan ukuran kekayaan, kebutuhan dan preferensi.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Minta ASN dan Warga Donasi Rp 1.000 Per Hari