Patung Macan Putih

Sebuah patung macan putih yang dibangun di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim) berhasil menarik perhatian publik. Netizen menyoroti bentuk patung macan putih yang berukuran panjang 1,5 meter lebar 1 meter dengan tinggi keseluruhan 2,5 meter.

Bentuk patung yang baru selesai tersebut dianggap tidak sesuai dengan bentuk asli harimau putih dan lebih terlihat seperti patung zebra. Dengan corak hitam putihnya, patung tersebut dinilai tidak memperlihatkan sebagaimana wujud asli seekor harimau putih yang pada umumnya terlihat buas.

Bentuk patung yang tidak proporsional juga menjadi perbincangan netizen di media sosial, sebab bentuk hewan seperti gabungan dari beberapa hewan. Meski mendapatkan banyak kritik di media sosial, tidak sedikit juga orang mempunyai sudut pandang berbeda dengan memberikan apresiasi terhadap patung.

Selain karena bentuknya yang tidak proporsional, beberapa pihak juga mempertanyakan anggaran yang digunakan untuk membuat patung tersebut sebagai ikon desa. Menanggapi kericuhan yang terjadi karena patung macan putih, Kepala Desa Balongjeruk menjelaskan jika patung tersebut dibangun setelah mendapatkan izin perangkat desa.

Viral di Media Sosial

Patung Macan Putiih

Setelah foto dan video patung macan putih di Kediri beredar di berbagai platform media sosial (medsos), publik beramai-ramai memberikan respon. Warganet melalui platform seperti Tiktok dan Instagram membanjiri kolom komentar dengan menilai bentuk patung tersebut tidak sesuai dengan wujud harimau.

Warganet memberikan komentar jenaka dan bahkan tidak sedikit yang membandingkan bentuk patung tersebut dengan hewan seperti zebra dan kuda nil. Komentar tersebut tidak diberikan tanpa alasan, banyak yang menilai jika corak hitam putihnya sangat identik dengan zebra dan bentuknya seperti kuda nil.

Berbagai komentar lucu dilontakan oleh warganet sambil bercanda menyebut jika patung tersebut terlihat seperti macan gemoy atau macan versi lucu. Meski mendapatkan banyak sindiran dari media sosial, patung tersebut justru menjadi magnet sebab warga dari kota lain rela menghabiskan waktu untuk melihatnya.

Misalnya warga dari Surabaya dan Malang yang rela menempuh perjalanan jauh hanya agar bisa berfoto di depan patung macan putih. Fenomena seperti ini menunjukkan fenomena interaksi antara budaya lokal dan media sosial yang bisa menciptakan magnet wisata baru setelah viral.

Tanggapan Kepala Desa Balongjeruk

Menanggapi patung macan putih yang viral di media sosial, Kepala Desa Balongjeruk, Safii’i menjelaskan, patung tersebut dibuat dari inisiatif warga. Ia menegaskan jika waga ingin mengangkat kembali legenda desa sekaligus ingin menjadikan legenda tersebut sebagai ikon baru di Desa Balongjeruk.

Safii’i menyatakan, di Desa Balongjeruk sempat ada seorang tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat bernama Mbah Maskam yang sering menceritkan mitos kepada masyarakat. Dari seluruh ceritanya, Mbah Maskam pernah bercerita tentang momong yang ia sebut sebagai pawang atau danyang yang berwujud macan putih.

Setelah melakukan musyawarah bersama warga, Safii’i menyatakan jika perangkat desa sepakat untuk membangun patung macan putih untuk menghargai legenda tersebut. Ia bahkan menegaskan jika pembangunan patung macan putih tersebut tidak menggunakan dana desa seperti yang banyak dibahas di media sosial.

Safii’i menjelaskan jika dana pribadi yang digunakan untuk membangun patung macan putih tersebut hanya sebesar Rp 3.500.000 saja. Ia bahkan merinci penggunaan dana, dimana Rp 2.000.000 digunakan sebagai upah pemborong dan Rp 1.500.000 untuk membeli material.

Kepala Desa Balongjeruk Minta Maaf

Meski patung tersebut banyak dicemooh di media sosial, Safii’i tidak menampik bahwa patung tersebut sudah memicu beragam reaksi dari masyarakat. Ia bahkan menyampaikan permintaan maaf apabila kehadiran ikon dari Desa Balongjeruk tersebut menimbulkan kegaduhan dan memicu berbagai spekulasi dari warganet.

Safii’i menyatakan sempat merasa kecewa dengan hasil dan tanggapan dari masyarakat terhadap pembangunan patung ikon desa yang tidak sesuai ekspetasinya. Meski begitu, ia juga mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya untuk seluruh komentar dan atensi yang diberikan masyarakat terhadap patung tersebut.

Rencana Perbaikan Patung

Menindakanjuti patung yang viral di media sosial, Safii’i menegaskan akan mengganti patung tersebut dengan patung lain yang desainnya lebih estetik. Ia juga menjelaskan jika patung yang akan menggantikan patung yang sedang viral akan memiliki bentuk yang menyerupai karakter macan sesungguhnya.

Safii’i menegaskan jika ia sudah melakukan pemesanan patung pengganti kepada pengerajin patung di wilayah Ngadiluwih dengan ukuran yang sama. Ia juga menjelaskan, patung pengganti yang nantinya dibangun akan memiliki tingkat kemiripan minimal 90 persen dari desain yang sudah ia sepakati.

Pembangunan patung pengganti sudah disepakati dengan pengerajin patung seharga Rp 2,5 juta dan uang muka sebesar Rp 500 ribu. Apabila nantinya patung pengganti tersebut tidak memiliki tingkat kemiripan desain sesuai ekspetasi yaitu 90%, maka pembangunan patung itu tidak jadi.

Karena rencana perbaikan yang menggunakan dana pribadi tanpa menyentuh anggaran desa, masyarakat menjadi lebih longgar dalam menanggapi karya tersebut. Dengan begitu, Safii’i berharap agar patung pengganti nantinya tidak kembali menjadi guyonan dan bisa menggali sejarah dann mitos di Desa Balongjeruk.

Baca Juga: Pasangan Ahok dan Puput Baru Saja Dikaruniai Anak Ketiga