tewasnya pemimpin hamnas

Kabar tewasnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar yang disampaikan langsung oleh militer Israel telah menarik perhatian dunia, terutama negara barat. Mereka menganggap insiden tewasnya pemimpin Hamas tersebut sebagai solusi terbaik dalam mengakhiri perang. Namun apakah benar demikian?, jika kita berkaca pada insiden tewasnya pemimpin Hizbullah perang antara ke dua negara ini malah semakin meluas.

Bahkan belum lama ini, negara Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke wilayah Israel sebagai bentuk respon atas tewasnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Jadi tidak menutup kemungkinan insiden tewasnya pemimpin Hamas ini, bukan akhir dari perang namun malah memicu konflik yang lebih besar.

Kronologi Tewasnya Yahya Sinwar

yahya sinwar

Israel kembali mengumumkan keberhasilan pasukan mereka dalam membunuh sosok penting di Palestina, yaitu pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Jalur Gaza. Kabar ini tentu menjadi pukulan berat bagi kelompok Hamas, terlebih mereka sudah kehilangan Ismael Haniyeh pada beberapa waktu lalu.

Pembunuhan terhadap Yahya Sinwar bukan lewat operasi khusus, melainkan pertemuan secara kebetulan antara tentara Israel dengan Yahya Sinwar di Rafah Gaza Selatan. Diketahui para tentara Israel sedang melakukan patroli di sekitar terowongan yang dioperasikan oleh Hamas. Mereka yakin jika para komandan Hamas dan para seniornya sedang bersembunyi di daerah tersebut.

Melalui pantauan pesawat nirawak, terlihat orang yang diyakini sebagai Yahya Sinwar dan 3 orang lainnya sedang berada di dalam gedung yang dibom pada jalur Gaza. Sadar dirinya sedang dipantau, pasukan Hamas langsung menyerang pasukan Israel dan kemudian langsung dibalas dengan menggunakan Tank. Akibatnya, bangunan yang dijadikan tempat persembunyian pemimpin Hamas tersebut runtuh dan menewaskan orang yang ada didalamnya.

Guna memastikan orang yang tewas adalah Yahya Sinwar, tentara Israel langsung melakukan serangkaian tes DNA terhadap jasad tersebut. Sebagai informasi tambahan, Israel memiliki catatan data biometrik Sinwar karena dirinya pernah menjadi tahanan selama 2 dekade di penjara Israel. Jadi tidak heran jika Israel bisa melakukan serangkaian tes terhadap jasad Yahya Sinwar.

Respon Israel dan Negara Sekutu

Sebagai sekutu terdekat Israel, Amerika juga turut memberikan respon terhadap keberhasilan tentara IDF dalam membunuh pemimpin teroris, Yahya Sinwar. Menurut Amerika ini menjadi sebuah berita baik sekaligus momen kelegaan bagi Israel untuk segera mengakhiri perang di Gaza.

Selama ini, Yahya dianggap sebagai hambatan perdamaian di wilayah Gaza karena kerap melakukan serangan ke wilayah Israel. Meski demikian, Benjamin Netanhayu menyatakan perang antara Israel dengan Palestina belum berakhir, karena ada 2 syarat yang harus dipenuhi untuk mengakhiri perang, antara lain:

  1. Kesediaan Hamas untuk menyerah
  2. Membebaskan seluruh sandera yang di tawan oleh Hamas

Dengan memenuhi semua syarat tersebut, Israel berjanji akan menarik semua pasukan dari wilayah Palestina agar konflik perang antar kedua negara dapat segera berakhir. Selain itu, Israel juga akan menjamin keselamatan semua orang yang bersedia memulangkan para sandera.

Kini misi Israel dalam membuat perhitungan dengan pemimpin Hamas tersebut telah terbayarkan. Namun apakah ini sebagai pertanda perang akan segera berakhir?, tidak ada yang berani menjamin akan hal tersebut. Karena dikhawatirkan Iran akan melakukan serangan balasan yang lebih brutal terhadap Israel dan memicu konflik baru di wilayah Timur Tengah.

Dampak Tewasnya Pemimpin Hamas

Kematian pemimpin Hamas akibat serangan Tank Israel pada Rabu ( 16/10/2024) telah membuat situasi perang semakin memanas. Sebagai salah satu negara yang turut menyuplai senjata bagi kelompok Hamas dan Hizbullah, Iran menyatakan situasi ini akan memperkuat perlawanan bangsa Palestina.

Menurut Iran, kematian Yahya Sinwar menjadi sebuah contoh teladan bagi generasi muda untuk meneruskan perjuangan beliau dalam menuju kebebasan.  Iran juga menyatakan kematian Sinwar bukanlah akhir dari perang, melainkan memperkuat bangsa Palestina dalam melawan rezim Zionis.  Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Teheran untuk PBB pada Kamis malam setelah pengumuman kematian Sinwar.

Ini menjadi pertanda bahwa kematian pemimpin Hamas bukan mengakhiri perang, namun membuat konflik semakin memanas. Hingga saat ini belum diketahui langkah apa yang akan diambil oleh negara Iran sebagai bentuk respon kematian Sinwar. Namun yang jelas kejadian ini telah menambah ketegangan antara Israel dengan Iran. Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari kelompok Hamas terkait tewasnya pemimpin mereka.

Kesimpulan

Kabar kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar menjadi sebuah pencapaian besar yang berhasil diraih oleh tentara IDF. Dengan tewasnya Sinwar, diharapkan menjadi sebuah pukulan besar untuk Hamas untuk segera melakukan gencatan senjata dan membebaskan para tawanan di jalur Gaza. Dengan memenuhi semua syarat tersebut, Israel akan melakukan penarikan pasukan dari jalur Gaza.

Baca Juga : Bayi Berusia 19 Bulan Di Malaysia Menderita Kanker Ovarium