Baru-baru ini nama Najwa Shihab menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen Indonesia. Mencuatnya nama Najwa bukan karena gebrakan besar ataupun prestasi yang ia raih, melainkan kecaman dan kritik pedas warganet terhadap dirinya. Terlihat komentar negatif, cacian, dan makian turut membanjiri akun pribadi jurnalis senior pemilik program Mata Najwa. Bahkan namanya menjadi topik trending di salah satu platform media sosial seperti Twitter. Fenomena serangan masif ini tentu mengundang rasa penasaran sebagian orang yang tidak tahu duduk permasalahannya. Namun Anda tidak perlu khawatir, karena pada kesempatan ini kita akan membahas secara mendetail terkait permasalahan yang menimpa Najwa Shihab.
Penyebab Najwa Shihab Jadi Gunjingan Netizen
Bagi Anda yang sering bermain media sosial seperti, Tiktok, Instagram dan Twitter, tentu sudah mengetahui fenomena serangan masif yang dialami jurnalis senior Indonesia Najwa Shihab. Kasus ini telah membuat nama Najwa menduduki puncak trending di platform Twitter.
Awal Permasalahan
Insiden gunjingan ini muncul akibat pernyataan Najwa terkait masalah kepulangan presiden Joko Widodo pada beberapa waktu silam. Seperti yang kita ketahui, kepulangan Jokowi dan sang istri ke Solo menjadi sebuah momen yang sangat menarik. Terlebih mantan presiden Joko Widodo merencanakan kepulangannya dengan menumpang pesawat komersil.
Namun saat itu presiden terpilih, Prabowo Subianto melarang beliau dan menyarankan untuk pulang menggunakan pesawat Boeing milik TNI AU yang di kawal 8 pesawat tempur. Karena tidak jadi pulang menggunakan pesawat komersial tersebut membuat Najwa Shihab mengeluarkan celetukan yang berbunyi “Nggak jadi pesawat komersil, sekarang nebeng TNI AU”.
Sontak pernyataan tersebut langsung diluruskan oleh Andovi da Lopez, yang ikut memandu acara live bersama Najwa Shihab. Di mana Andovi memperbaiki kalimat yang dilontarkan jurnalis senior yang akrab disapa Mbak Nana dengan mengatakan, akan lebih tepat jika pakai kata “Mengantar Langsung”.
Meski kata “Nebeng” sudah diluruskan oleh partner Najwa, akan tetapi fenomena tersebut tetap menarik perhatian warganet. Fenomena salah pemilihan kata tersebut, membuat nama Najwa menjadi bahan gunjingan netizen Indonesia. Inilah yang menjadi cikal bakal masalah yang terus berlanjut hingga saat ini, bagaimana pendapatmu soal hal ini?.
Makna Kata “Nebeng”
Viralnya kasus yang menimpa mbak Nana telah membuat segelintir orang penasaran dengan makna sebenarnya dari kata “Nebeng”. Jika kita merujuk pada penjelasan Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata nebeng memiliki arti ikut serta ( naik kendaraan, makan, ataupun aktivitas lain ) dengan tidak mengeluarkan uang sepeser pun.
Hal inilah yang membuat publik geram dengan pernyatan mbak Nana karena dinilai tidak sopan apabila dilontarkan kepada seorang mantan presiden Indonesia. Apalagi Najwa adalah seorang jurnalis senior yang memiliki latar pendidikan yang bagus, sehingga penggunaan kata tersebut dinilai tidak pantas.
Dampak Media Sosial Atas Fenomena Ini
Di era teknologi yang semakin canggih, peran media sosial terhadap viralnya sebuah fenomena tidak dapat dipungkiri. Hal ini juga berlaku pada insiden yang menimpa mbak Nana, di mana pernyataan yang dilontarkan tersebut dipotong dan disebarluaskan pada berbagai platform media sosial.
Akibat pengiringan opini yang terus dilakukan, alhasil perempuan yang berprofesi sebagai jurnalis menjadi bahan gunjingan para netizen. Ini membuktikan seberapa kuatnya peran media sosial dalam mengiring opini masyarakat luas. Padahal kalimat yang dilontarkan oleh mbak Nana mungkin hanya secara spontan dan tidak ada maksud tertentu.
Namun hanya dengan sedikit sentuhan, masalah yang tadinya biasa saja menjadi semakin kompleks. Terlebih pada beberapa waktu silam, Najwa Shihab telah mendapat kritikan pedas terkait kampanye “Peringatan Darurat” yang mengawal keputusan MK. Sehingga fenomena kata “Nebeng” yang terus digiring membuat serangan terhadap mbak Nana semakin brutal.
Viral Matikan Karakter Najwa Shihab
Kritik pedas dari masyarakat luas terhadap sosok Najwa Shihab ternyata telah dimulai pasca peringatan darurat keputusan MK. Di mana waktu itu, jurnalis perempuan berusia 47 tahun tersebut turut membagikan postingan “Peringatan Darurat”. Akibat postingan tersebut ia dikecam sebagai provokator yang berusaha memecah belah bangsa. Semenjak kasus itu, para netizen Indonesia mulai menghujati mbak Nana dengan komentar negatif.
Hal ini diperparah dengan potongan video pendek mbak Nana yang menyebut mantan presiden Jokowi nebeng di pesawat TNI AU. Cuitan tersebut langsung membuat situasi semakin memanas dan mendatangkan lebih banyak serangan yang lebih brutal ke akun Tiktok mbak Nana. Bahkan netizen Indonesia tidak segan-segan menurutkan kalimat yang bernada rasis hingga pelecehan di platform Tiktok.
Di Bakarnya Buku Catatan Najwa
Tidak hanya cacian dan makian yang diterima Najwa Shihab, tetapi juga terjadi aksi perusakan karyanya yang berjudul ” Catatan Najwa”. Buku yang berisi refleksi tajam mbak nana terkait isu politik juga turut dibakar oleh kelompok buzzer. Kuat dugaan bahwa aksi yang dilakukan kelompok buzzer ini bertujuan untuk mempengaruhi opini publik.
Komentar Bot
Menurut informasi yang didapat, sejumlah kritik dan hujatan yang diterima oleh mbak Nana sebagian besar adalah akun Bot. Hal ini terbukti dari pola waktu dan grafik aktivitas yang dapat meningkat secara tiba-tiba. Selain itu, diketahui banyak akun yang mengirimkan komentar dalam waktu yang serentak atau dalam rentan waktu yang berdekatan. Apalagi kalimat yang dominan pada kolom komentar adalah “Bubarkan” dan “UNHCR”, di mana kata ini terlihat seperti sengaja diprogram untuk tujuan tertentu.
Kesimpulan
Nama jurnalis ternama asal Indonesia, Najwa Shihab menjadi bulan-bulan masyarakat Indonesia akibat pernyataanya yang mengundang kontroversi. Pernyataannya tentang Joko Widodo yang nebeng pesawat TNI AU telah memicu amarah publik yang menilai penggunaan kalimat tersebut tidak pantas.
Penggunaan kata tersebut mungkin memang kurang tepat, terlebih mantan presiden Jokowi menaiki pesawat TNI AU atas perintah Presiden terpilih Prabowo. Meski demikian, besar kemungkinan kata tersebut diucapkan secara spontan atau tidak sadar dan tidak memiliki maksud tertentu. Namun akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab, masalah ini menjadi semakin rumit.
Lalu apa pelajaran yang bisa kita petik dari kejadian yang menimpa Najwa Shihab?. Salah satu pelajaran yang bisa kita ambil adalah berpikirlah sebelum berucap. Karena di era teknologi seperti saat ini, satu kesalahan kecil saja sudah cukup menghancurkan reputasi dan karier seseorang.
Baca Juga : Hari Sumpah Pemuda 2024, Bangkitkan Semangat Sersatuan