Badan Pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang bertugas dalam mengatur penerbangan sipil (FAA) memperingatkan seluruh pilot untuk berhati-hati saat terbang di wilayah udara Venezuela. Ketegangan AS dan Venezuela belakangan ini semakin memburuk yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas militer dari kedua negara yang sedang berkonflik.
Pesan yang disampaikan FAA menyatakan, terdapat ancaman yang tidak bisa dirinci namun bisa menimbulkan resiko bagi pesawat di semua ketinggian. Peringatan tersebut disampaikan ditengah meningkatnya tekanan dari Amerika Serikat terhadap Presiden Venezuela, Nicholas Maduro dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Sejauh ini, militer AS sudah menerbangkan pesawat-pesawat pengebom dan kapal induk terbesar di dunia untuk mendekati wilayah pesisir dari Venezuela. Belakangan ini militer AS juga diabarkan sering melakukan simulasi atau latihan perang yang diduga merupakan persiapan AS menyerang kawasan Venezuela.
Pemerintahan Trump tidak menganggap Presiden Venezuela mampu menghadapi dakwaan narkoterorisme di AS sebagai pemimpin sah dari negara Amerika Selatan tersebut. Melihat ketegangan yang terus meningkat, Trump menyatakan, AS sudah merusak kapal-kapal kecil di Laut Karibia dan Samudera Pasifik yang diduga mengangkut narkoba.
Peringatan FAA

Mengutip dari reuters, Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) memberikan peringatan kepada seluruh maskapai besar terkait bahaya bagi penerbangan yang melintasi Venezuela. FAA dengan tegas meminta seluruh operator yang akan melakukan perjalanan melintasi wilayah udara negara Venezeula agar selalu meningkatkan kewaspadaan.
Pesan tersebut disampaikan FAA untuk menyoroti situasi ketegangan yang terus meningkat dan keamanan yang melemah karena aktivitas militer yang semakin aktif. Kondisi wilayah udara Venezuela saat ini dinilai tidak aman, karena bisa menimbulkan resiko bagi seluruh pesawat komersial di semua ketinggian.
Dalam beberapa bulan terakhir militer AS mengerahkan pasukan secara besar-besaran termasuk kapal induk terbesar USS Gerald R. Ford di Laut Karibia. Selain itu, AS juga mengerahkan setidaknya 8 kapal perang dengan persenjataan lengkap dan pesawat tempur tipe F-35 ke wilayah pesisir Venezuela.
Peringatan yang disampaikan FAA mewajibkan seluruh maskapai besar di AS untuk memberikan pemberitahuan 72 jam sebelum melakukan penerbangan ke Venezuela. Meski belum melakukan pelarangan total untuk penerbangan ke Venezuela, FAA mencatat adanya peningkatan gangguan sistem navigasi satelit (GNSS) sejak September.
6 Maskapai Batalkan Penerbangan
Menanggapi peringatan yang disampaikan FAA, 6 maskapai sudah membatalkan penerbangan ke wilayah udara Venezuela pada hari Sabtu (22/11/2025). Maskapai yang dikabarkan menangguhkan penerbangan ke Venezuela adalah Spanyol Iberia, Portugal TAP, Chili LATAM, Kolombia Avianca, Brasil GOL dan Karibia Trininad dan Tobago.
Asosiasi Maskapai Penerbangan Venezuela (ALAV) menyebutkan seluruh maskapai yang dirinci menangguhkan penerbangan ke Venezuela setelah mempertimbangkan pesan dari Amerika Serikat. Meski begitu, Presiden ALAV, Marisela de Loaiza masih belum menyatakan berapa lama penangguhan terhadap penerbangan dari ke-6 maskapai akan berlangsung.
Trump Beri Izin CIA
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump baru-baru ini diketahui sudah memberikan izin dan wewenang kepada Central Intelligence Agency untuk melakukan misi rahasia. CIA diizinkan untuk beroperasi di wilayah Venezuela sebagai bentuk upaya Gedung Putih menekan pemerintahan Presiden Venezuela saat ini, Nicholas Maduro.
Menurut laporan media dari The New York Times, terkait pengarahan agen rahasia CIA ke negara Venezuela sudah mendapatkan persetujuan Trump. Langkah rahasia tersebut diambil untuk mempersiapkan medan yang mendukung Amerika Serikat dalam melancarkan tindakan lebih lanjut guna menggulingkan Nicholas Maduro.
Dalam laporan tersebut, Gedung Putih, Washington dikabarkan sudah siap untuk kembali membuka jalur diplomatik belakang dengan Ibu Kota Venezuela, Caracas. Presiden Venezuela, Nicholas Maduro juga sempat mengisyaratkan kemungkinan dirinya akan mundur dari masa jabatannya sebagai Presiden setelah masa transisi selesai.
Nicholas Maduro bahkan memperingatkan Trump bahwa intervensi militer AS bisa menjadi titik awal yang akan menandai akhir politik bagi Trump sendiri. Ia menuduh orang-orang yang berada di sekeliling Trump sedang mencoba untuk memprovokasi konflik bersenjata yang bertujuan merugikan Trump secara politik.
AS Siap Luncurkan Fase Baru
Guna meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Presiden Nicholas Maduro, AS sudah siap meluncurkan fase baru terkait venezuela dalam beberapa hari mendatang. Pernyataan tersebut datang dari empat pejabat AS, namun mereka tidak merinci waktu atau cakupan pasti dari operasi terbaru dari AS.
Laporan mengenai aksi yang akan datang dari AS tersebut sudah banyak beredar dalam beberapa minggu terakhir yang diikuti pengerahan militer. Dua pejabat AS menyatakan bahwa operasi rahasia baru nantinya akan menjadi bagian pertama dari sikap AS terhadap Presiden Nicholas Maduro.
Merujuk ke Gedung Pertahanan AS, Pentagon ke Gedung Putih, CIA menolak untuk memberikan komentar terkait langkah yang akan diambil Trump. Seorang pejabat senior pemerintahan AS tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun yang akan terjadi terhadap Venezuela dalam fase operasi rahasia terbaru.
Presiden Trump sudah siap untuk menggunakan elemen kekuatan militer Amerika demi memberantas narkoba dan menyeret pihak-pihak terkait ke meja pengadilan. Pemerintahan Trump juga sudah mempertimbangkan opsi untuk memerangi narkoba dan menduga Nicholas Maduro terlibat dalam pemasokan narkoba ilegal yang menewaskan warga AS.
Baca Juga: Ketegangan Relasi China dan Jepang Ditengah Sengketa Taiwan

