Akibat hujan deras yang menguyur sejumlah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek), menyebabkan banjir terjadi pada wilayah tersebut. Hujan deras terjadi mulai Senin (3/3/2025) malam hingga Selasa (4/3/2025) dinihari, hingga menyebabkan banjir parah di beberapa kompleks perumahan.
Luapan air Kali Cikeas dibarengi dengan kali Bekasi, semakin memperburuk keadaan dengan merendam pemukiman warga hingga ketinggian melebihi 2 meter. Karena banjir parah yang terjadi, pemerintah setempat segera mengambil tindakan cepat untuk berkoordinasi dengan sejumlah pihak agar dapat melakukan evakuasi.
Menanggapi banjir yang terjadi, Deputi Bidang meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyebutkan curah hujan yang terjadi 2 hari belakangan meningkat. Hujan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan hingga 6 maret 2025, dan mulai mereda sepekan kemudian hingga puncaknya tanggal 28 Maret.
Mengenai curah hujan yang tinggi di Indonesia, disebutkan bahwa hal tersebut normal karena saat ini sedang dalam masa transisi musim. Karena curah hujan deras yang terjadi semalaman, banjir yang melanda Bekasi dianggap menyebabkan Kota Bekasi lumpuh karena segala aktivitas terhambat.
Penanganan Banjir
Badan Penanggulangan Bencana Banjir (BPBD), Kota Bekasi, melakukan beberapa upaya untuk menangani bencana banjir yang terjadi di Jabodetabek. Beberapa langkah diambil seperti assessment dan koordinasi dengan instansi terkait dengan PLN, agar dapat melakukan pemadaman listrik untuk mencegah korsleting.
BPBD juga sudah melakukan upaya untuk mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir, dengan menyisir lokasi yang terkena banjir paling parah. Walikota Bekasi, Tri Adhianto, juga melakukan pemantauan secara langsung ke beberapa lokasi yang terdampak banjir untuk memastikan kelancaran proses evakuasi.
Tri menjelaskan, ia sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak, untuk melakukan persiapan dalam melakukan evakuasi warga, seperti menyediakan tempat pengungsian umum. Selain itu, ia juga mempersiapkan berbagai kebutuhan logisitik seperti pangan, dan beberapa kebutuhan lainnya untuk membantu warga yang terdampak banjir.
Pihak Pemadam Kebakaran juga menurunkan beberapa relawan serta beberapa mobil pompa air, yang kemudian dapat digunakan untuk mengantisipasi banjir. Upaya tersebut dinilai sangat perlu untuk dilakukan, mengingat intensitas hujan yang semakin meningkat tidak hanya pada Kabupaten Bogor, namun juga di Kota Bekasi.
Merendam Pemukiman Elite
Banjir besar yang melanda Jabodetabek pada Selasa (4/3/2025), menyebabkan genangan air dengan diperkirakan mencapai ketinggian sekitar 2 meter. Banjir bahkan dapat terlihat dari akses utama salah satu perumahan elite Kemang Pratama di Kecamatan Rawalumbu, Bekasi, dengan ketinggian sekitar 30-70 cm.
Karena hal tersebut, akses jalan utama perumahan tersebut yang juga merupakan penghubung antara wilayah Rawalumbu dengan Pekayonan menjadi terhambat. Belasan kendaraan yang sebelumnya diparkirkan di tepi jalan ikut terendam, sampai menyebabkan seluruh aktivitas perkantoran terpaksa diberhentikan untuk sementara waktu.
Tidak hanya aktivitas perkantoran, karena terhambatnya akses jalan umum, beberapa toko disekitar wilayah yang terendam banjir terpaksa menutup toko sementara. Dikawasan pemukiman warga perbatasan Pondok Gede Permai, Jatiasih dan Villa Nusa Indah 2, terendam dengan ketinggian 2 dan 2,5 meter.
Luapan air yang deras dari Kali Cikeas menyebabkan debitnya meluap, sampai merendam Perumahan Villa Jatarisa di Jatiasih hingga 2 meter. Beberapa warga bahkan menyebutkan, ketinggian air di rumah mereka sudah sangat tinggi, dan mereka terpaksa mengungsi di lantai 2.
Bekasi Lumpuh
Walikota Bekasi, Tri Adhianto menyebutkan banjir yang terjadi di Bekasi sangat parah, dengan ketinggian air melebihi 2 meter diwilayah tertentu. Hal tersebut ia sebutkan dalam rapat koordinasi yang dilakukan bersama dengan Kemenko PMK, Basarnas, BMKG, BPBD, serta BNPB wilayah Jabodetabek.
Tri menjelaskan banjir di Bekasi sudah meluap sampai ke jalan-jalan utama, bahkan air juga sudah memasuki gedung pemerintahan Kota Bekasi. “Ketinggian air di Bekasi sangat parah, terutama disekitar Kali Bekasi yang menjadi tempat pertemuan Kali Cikeas dan Cileungsi,” ucap Tri.
Karena luapan air merembes hingga mengenangi jalanan dan pemukiman warga, dampaknya menjadi sangat besar karena sebagian tanggul masih dalam pembangunan. Dari 12 Kecamatan, 8 Kecamatan terkena imbas luapan air yang menganggu aktivitas perkantoran dan warga hingga dikeluarkan peringatan “Bekasi Lumpuh”.
Dari laporan yang diterima oleh Tri, sejak peringatan tersebut dikeluarkan, belum ada laporan korban jiwa dan jumlah kendaraan yang terendam. Sejumlah warga yang masih terjebak didalam rumah, mencoba bertahan di lantai dua rumah mereka, sambil menunggu kehadiran dari bala bantuan.
Prediksi BMKG
Dalam rapat Koordinasi, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan, timnya sudah memprediksi cuaca ekstrem yang akan terus berlanjut di sejumlah wilayah. Ia memperkirakan hujan lebat ini terjadi karena beberapa faktor seperti adanya gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial dan perubahan musim menuju musim kemarau.
Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Puncak Bogor Menyebabkan Korban Jiwa