bencana alam megathrust

Baru-baru ini masyarakat Indonesia dibuat khawatir sekaligus takut akan hasil riset BRIN terkait potensi bencana Megathrust di Indonesia. Salah satu ancaman besar yang menjadi perbincangan serius banyak pihak adalah megathrust Selat Sunda. Bencana ini dapat menimbulkan gempa dahsyat yang berpotensi menimbulkan gelombang tsunami yang tinggi.

Jika hal ini terjadi, sejumlah wilayah di tanah air akan mengalami kerusakan parah dan tidak menutup kemungkinan ratusan nyawa melayang. Lalu kapan bencana alam ini terjadi?, dan bagaimana tanggapan pihak terkait atas fenomena ini?. Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, mari kita diskusikan bersama-sama.

Mengenal Bencana Alam Megathrust

megathrust selat sunda

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Megathrust Selat Sunda yang mengkhawatirkan, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu Megathrust. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki beberapa lokasi yang masuk ke dalam zona megathrust yaitu, Pantai Selatan Jawa, Selat Sunda, hingga Mentawai Siberut.

Perlu Anda ketahui bahwa megathrust merupakan jenis gempa bumi yang terjadi di zona subduksi. Di mana 2 lempeng tektonik saling bertabrakan dan salah satunya bergerak ke bawah lempeng lainnya atau (subduksi). Proses ini dapat menghasilkan tekanan besar di bawah permukaan bumi, yang mana jika dilepaskan dapat menciptakan gempa besar dengan kekuatan magnitudo di atas 8.

Salah satu zona subduksi aktif yang sangat rentan terhadap bencanan megathrust adalah Selat Sunda yang terletak di antara Pulau Sumatera dan Jawa. Jika gempa besar benar-benar terjadi diwilayah ini, maka sudah dipastikan tidak hanya gempa bumi yang terjadi, tetapi juga gelombang tsunami.

BRIN Paparkan Hasil Riset Terbaru Terkait Megathrust Di Indonesia

BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) telah memantau fenomena megathrust di tanah air, khususnya wilayah Selat Sunda sejak lama. Dalam hasil riset terbaru, BRIN mengungkap adanya potensi gempa besar dengan kekuatan magnitudonya mencapai 8,7- 9,1 yang berpotensi memicu tsunami.

Nuraini Rahma Hanifa, seorang peneliti dari BRIN juga menambahkan bahwa tekanan yang telah tersimpan sudah sangat signifikan. Sehingga jika megathrust di Selat Sunda pecah maka wilayah Jakarta dan sekitarnya dalam bahaya. Karena tinggi tsunami diprediksi mencapai 20 meter untuk wilayah pesisir Selatan Jawa, 3-15 meter Selat Sunda, dan 1,8 meter wilayah pesisir utara Jakarta.

Bahkan yang paling mengkhawatirkan adalah, gelombang tsunami dari Selat Sunda hanya butuh 2,5 untuk mencapai wilayah Jakarta. Hal inilah yang memicu kekhawatiran banyak pihak, mengingat lokasi bencana ini sangat dekat pusat kota yang padat penduduk dan infrastruktur penting. Dengan demikian, Nuraini selaku peneliti dari BRIN mengajak semua pihak untuk lebih waspada akan potensi bencana di masa mendatang.

Karena bencana bisa datang kapan saja tanpa adanya peringatan terlebih dahulu. Namun berdasarkan penelitian pihak BRIN, gempa besar di Selat Sunda mempunyai periode berulang sekitar 400-600 tahun. Ini berarti energi yang telah tersimpan sudah mencapai titik kritis, mengingat kejadian sebelumnya terjadi sekitar tahun 1699.

Dampak Ledakan Megathrust Selat Sunda

Bencana gempa besar yang diprediksi melanda Selat Sunda tentu menimbulkan dampak yang sangat luas. Setidaknya ada 2 bencana utama yang akan menghantui Jakarta dalam waktu dekat ini yaitu, gempa bumi besar dan gelombang tsunami yang tinggi. Jika benar terjadi sesuai yang diprediksi, maka bangunan dan infrastruktur di dekat pesisir pantai dan kota-kota besar akan mengalami kerusakan yang parah.

Tidak hanya itu, yang paling mengerikan adalah bencana air besar seperti tsunami yang turut menyertai fenomena ini. Dengan kekuatan yang besar dan tingginya gelombang air, tsunami mampu menyapu bersih objek apapun yang dilewatinya. Selain itu, kecepatan tsunami yang bisa mencapai ratusan kilometer perjam membuat proses evakuasi semakin sulit.

Hal ini diperparah dengan banyaknya penduduk yang tinggal di dekat pesisir pantai yang menjadi salah satu tempat paling berbahaya. Fenomena ini akan membuat ribuan nyawa melayang seketika saat bencana alam mulai menghampiri. Oleh karena itu, pihak BRIN meminta kepada pemerintah untuk lebih serius dalam menanggapi ancaman yang ada.

Persiapan Menghadapi Gempa Besar Di Masa Mendatang

Meskipun dampak yang ditimbulkan sangatlah besar, tetapi ada beberapa langkah penting yang bisa diambil untuk menimalisir dampaknya. Lembaga BRIN menegaskan akan pentingnya mitigasi dengan pendekatan struktural maupun non-struktural. Untuk cara struktural, pemerintah bisa membangun tanggul penahan tsunami, pemecah ombak, menata kembali ruang di sekitar kawasan pesisir pantai.

Selain itu, vegetasi alami atau membangun hutan pesisir juga menjadi salah satu langkah cerdas dalam menimalisir kekuatan gelombang tsunami. Lalu bagaimana dengan wilayah perkotaan seperti Jakarta yang sangat rentan terhadap bencana gempa bumi?. Solusinya hanya dengan cara penguatan struktur bangunan atau yang lebih dikenal dengan retrofitting.

Sedangkan untuk cara non-struktural, pemerintah harus lebih gencar memberikan edukasi kepada masyarakat agar tetap siaga menghadapi bencana alam. Pemberian pelatihan simulasi evakuasi dan membangun jalur evakuasi yang memadai juga menjadi salah satu solusi cerdas dalam menimalisir jatuhnya korban jiwa.

Kesimpulan

Potensi megathrust Selat Sunda adalah ancaman besar yang perlu mendapat perhatian serius dari seluruh lapisan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pesisir. Dengan riset yang dilakukan oleh BRIN dan informasi yang semakin berkembang, kita bisa lebih siap dalam menghadapi bencana besar ini.

Namun, meskipun ancaman ini sangat nyata, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir dampaknya. Melalui pendidikan, infrastruktur yang lebih baik, dan sistem peringatan dini yang efektif, kita bisa mengurangi jumlah korban jiwa dan kerusakan yang ditimbulkan jika bencana ini terjadi.

Baca Juga : No Buy Challange di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Masyarakat