bupati aceh selatan

Seperti yang sudah kita tahu, beberapa wilayah di Indonesia seperti Sumut, Sumbar dan Aceh lagi dilanda bencana longsor dan banjir besar. Kondisi disana begitu memprihatinkan, infrastruktur hancur, pasokan logistik pangan dan air bersih terbatas, hingga banyaknya korban jiwa. Ditengah kondisi yang segenting itu, publik malah dikejutkan dengan kabar Mirwan MS, Bupati Aceh Selatan yang malah berangkat umrah bersama keluarganya.

Sebenarnya tidak masalah jika seorang pemimpin pergi ke luar negeri terutama melaksanakan ibadah umrah. Namun wilayahnya masih dalam tahap pemulihan pasca banjir besar, banyak orang berada di tenda pengungsian membutuhkan kehadiran pemimpin. Tapi yang terjadi?, ia malah menghilang ditengah kekacauan ini. Sikapnya yang seolah tidak peduli dengan keadaan warganya, membuat publik geram dan megecam tindakannya.

Bupati Aceh Selatan Tidak Mencerminkan Sikap Pemimpin

mirwan ms bupati aceh selatan

Belakangan ini nama Mirwan MS yang menjabat sebagai Bupati Aceh Selatan memang sudah jadi sorotan publik. Ini karena ia mengeluarkan surat pernyataan ketidaksanggupan penanganan tanggap darurat bencana banjir dan longsor di wilayahnya.

Surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 27 November 2025, dan tidak berselang lama ia malah pergi ke Arab Saudi  tanggal 2 Desember 2025 bareng keluarganya. Yang bikin makin heboh, izin perjalanan ke luar negerinya jelas sudah ditolak oleh Gubernur Aceh.

Mengingat Aceh masih dalam tahap status tanggap darurat bencana, sehingga seluruh pejabat dilarang meninggalkan wilayahnya. Namun Mirwan MS tetap pergi, foto-foto keberangkatan dirinya mulai beredar di berbagai platform media sosial dan menjadi viral.

Reaksi Keras dari Warga sampai Pemerintah

Melihat foto perjalanan dirinya, kemarahan publik tidak terbendung. Komentar cacian, makian hingga sindiran mulai membanjiri kolom komentar akun Bupati Aceh Selatan. Sebagian menilai sikap seperti ini tidak mencerminkan sosok pemimpin yang baik.

Apakah pantas seorang pemimpin lari dari tanggung jawabnya dan membiarkan warganya menghadapi bencana seorang diri?. Tidak hanya publik, Gubernur Aceh Muzakir Manif alias Mualem tampak marah besar. Ia menyatakan tidak pernah memberikan izin umrah kepada Mirwan MS, karena Aceh sedang menghadapi bencana alam hidrometeorologi.

Di sisi lain, Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda menilai tindakan Bupati Aceh Selatan telah melampui batas etika kemanusiaan. Sehingga harus ada sanksi tegas dari Kemendagri untuk memberikan efek jera pada Mirwan.

Pencopotan dari Ketua DPC Gerindra

Setelah tekanan dan gelombang kritikan terus bermunculan, Partai Gerindra langsung mengambil langkah tegas yaitu memberhentikan Mirwan sebagai Ketua DPC Gerindra Aceh Selatan. Mereka menilai sikap tersebut tidak bisa ditoleransi dan telah melampaui batas tolerasi partai.

Tanggapan Pemkab Aceh Selatan

Usai Mirwan resmi dicopot dari Ketua DPC Gerindra dan narasi yang beredar dipublik semakin liar, Pemkab Aceh Selatan turut angkat bicara. Diva Samudra Putra selaku PLT Sekda Aceh Selatan membantah tudingan bahwa Mirwan lari dari tanggung jawabnya.

Keberangkatannya ke tanah suci dilakukan usai melihat kondisi wilayah Aceh Selatan dan warganya membaik. Selain itu, ia juga menyalurkan bantuan ke wilayah Trumon Raya sebelum berangkat umrah pada 2 Desember 2025. Terkait siapa yang memimpin penanganan bencana, Diva menjelaskan bahwa ia dan Wakil Bupati yang menggantikan tugasnya.

Pemkab Aceh Selatan memastikan penanganan korban bencana di Kabupaten tersebut telah dilakukan semaksimal mungkin. Para warga yang berada di tenda pengungsian juga sudah kembali ke rumah masing-masing. Dengan demikian, narasi yang terbangun dan fakta dilapangan sangat bertolak belakang.

Klarifikasi yang Tidak Berarti Di Mata Publik

Klarifikasi Pemkab Aceh Selatan terkait Mirwan MS yang berangkat umrah ditengah bencana, tetap tidak bisa meredam kemarahan publik. Karena bagi masyarakat, seorang pemimpin bukan cuman dilihat dari program kerja tapi dari bagaimana mereka bersikap ketika keadaan darurat terjadi.

Status tanggap bencana Aceh Selatan belum dicabut, ini berarti para pejabat tidak boleh meninggalkan warganya apapun itu alasannya. Kisruh ini menjadi contoh gamblang bahwa publik tidak bisa lagi dibohongi dengan retorika situasi terkendali.

Kejadian ini juga menjadi pelajaran penting bagi pejabat lain untuk tidak meninggalkan tanggung jawab, terutama saat terjadi bencana kemanusiaan. Satu saja langkah yang salah sudah bisa merusak reputasi, jabatan, dan kepercayaan publik dalam hitungan jam.

Kesimpulan

Keputusan Bupati Aceh Selatan untuk berangkat umrah saat daerahnya banjir besar bukan sekadar salah langkah. Itu memicu rasa kecewa, marah, dan kehilangan kepercayaan dari masyarakat yang sedang butuh kepemimpinan. Ini bukan masalah perjalanan ke luar negeri, tetapi pemilihan waktunya tidak tepat dan bijak.

Di saat rakyat sedang kesusahan, disitulah mereka butuh sosok pemimpin yang bertanggung jawab dan penuh dedikasi. Tapi dalam  kasus ini, Mirwan MS justru tidak ada dan malah pergi ke Arab Saudi bersama keluarganya.

Warganya kehilangan harta benda hingga orang yang mereka cintai, tapi pemimpinnya malah mengabadikan momen kebersamaan bersama keluarganya. Bisa dibayangkan betapa marah dan kecewanya masyarakat Aceh Selatan melihat momen ini?.

Baca Juga : PT Toba Pulp Lestari Jadi Penyebab Bencana Banjir Sumut?