Calon Presiden Donald Trump berhasil mengalahkan capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Saat Donald Trump kembali mencalonkan diri sebagai presiden AS, banyak yang percaya jika dirinya tidak bisa mengalahkan Kamala Harris. Namun pada kenyataannya dirinya berhasil memenangkan pilpres 2024 dan kembali menjadi menjabat sebagai presiden AS untuk periode 2025-2029.
Kemenangan ini berhasil diraih Donald Trump setelah memperoleh suara populer terbanyak dan juga suara elektoral melebihi batas ambang dari yang ditetapkan. Tercatat dalam proses perhitungan cepat, Trump berhasil mengumpulkan suara sebanyak 70.700.924 suara sedangkan Kamala hanya meraup sekitar 65.846.569.
Dengan mengusung moto “Kembalikan Kejayaan Amerika”, Trump berjanji akan mengembalikan kejayaan AS seperti sedia kala. Para pendukung Donald Trump turut bersuka cita dan merayakan kemenangan ini dengan penuh kegembiraan. Mereka yakin jika Trump kembali memimpin AS maka perdamaian dunia akan segera terelisasi, karena dirinya menginginkan kedamaian.
Namun apakah kendati demikian?, atau situasi perang akan semakin parah?. Bahkan tidak sedikit negara yang khawatir akan dampak yang ditimbulkan dengan terpilihnya Trump sebagai presiden AS. Lalu apa dampaknya bagi dunia, jika Trump kembali menjabat menjadi presiden?, mari kita bahas lebih jauh mengenai hal ini.
Dampak Terhadap Geopolitik Dunia
Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden As ke-47 pada hari Rabu (6 November 2024) dikhawatirkan bisa berdampak terhadap geopolitik dunia. Mengapa demikian?, untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut mari kita lihat lebih jauh mengenai hal ini.
Memperburuk Hubungan AS dan Aliansi NATO.
Banyak diantara yang kita yang mengetahui jika NATO merupakan sahabat sekaligus aliansi terbaik Amerika Serikat. Namun banyak pengamat politik yang menilai jika Trump resmi menjadi presiden AS, maka hubungan baik antara AS dan NATO bisa terganggu. Hal ini dikarenakan NATO tidak masuk ke dalam program unggulan Trump saat resmi menjabat sebagai presiden AS.
Bahkan Trump pernah mengeluarkan pernyataan bahwa aliansi NATO harus membayar lebih banyak untuk membiayai pertahanan masing-masing negara. Pernyataan tersebut dilontarkan Donald Trump sepanjang ia menjabat sebagai presiden AS pada periode 2016-2020. Ia bahkan mengancam akan meninggalkan NATO jika negara sekutu tersebut tidak mampu meningkatkan kontribusi mereka.
Memperburuk Perang Di Jalur Gaza, Palestina
Perang antara Israel dan Palestina memang telah menarik perhatian banyak negara. Terlebih terpilihnya Trump sebagai presiden AS dinilai akan membuat perang antara Israel dan Palestina semakin memburuk. Seperti yang kita ketahui, Trump sangat mendukung tindakan Israel di wilayah Palestina dan berkomitmen untuk memberantas Hamas.
Situasi ini sangat mengkhawatirkan, karena siapapun yang mendukung kemerdekaan Palestina maupun Hamas akan dianggap sebagai teroris. Meski mendukung aksi militer Israel, Trump kerap melayangkan kritik terhadap Netanhayu untuk segera memenangkan perang agar situasi kembali menjadi normal. Karena menurut Trump, konflik yang berkepanjangan hanya akan merugikan warga sipil di jalur Gaza.
Hubungan AS dan China Semakin Meregang
Sudah tidak dapat dipungkiri jika hubungan As dan China akan kembali meregang di bawah pemerintahan Trump. Bahkan di saat era kepemimpinan Trump sebelumnya, As dan China sering menjatuhkan sanski impor yang membuat hubungan kedua negara tersebut semakin memanas. Sehingga dengan terpilihnya Trump sebagai presiden baru AS maka tidak menutup kemungkinan jika perang dagang antar ke dua negara akan semakin intens.
Selain masalah perang dagang, hubungan AS & China juga akan semakin memanas terkait klaim laut China Selatan. Di mana Trump memiliki keberanian yang lebih besar untuk mengganggu kredibilitas China di wilayah tersebut. Di sisi lain China juga akan kembali menguji keberanian AS dengan mengganggu Taiwan. Bukankah situasi ini akan memperburuk hubungan antara As dan China semakin memanas?.
Lalu Apakah Indonesia Akan Terkena Dampaknya?
Saat ini, negara-negara di dunia sedang dilanda kekhawatiran terkait kembalinya Donald Trump ke gedung putih. Ia dikenal sebagai salah satu presiden yang sangat protektif terhadap produk-produk dalam negeri. Para ahli berpendapat jika Trump akan kembali mengenakan tarif impor 10% terhadap barang-barang yang akan diekspor ke negeri Paman Sam tersebut. Indonesia, sebagai salah satu negara yang turut aktif dalam perdagangan dunia juga akan turut merasakan dampak penerapan tarif impor ini.
Penerapan tarif tersebut akan membuat barang yang di ekspor Indonesia akan mengalami lonjakan harga di AS. Saat barang mengalami kenaikan harga maka sudah bisa dipastikan produk Indonesia tidak dapat bersaing secara kompetitif di pasar AS. Padahal AS merupakan pasar yang sangat penting bagi Indonesia, sehingga penerapan tarif impor tersebut dinilai akan merugikan produk-produk domestik.
Selain mempersulit impor AS, Trump juga akan memberlakukan kebijakan yang akan membuat rupiah tertekan sehingga suku bunga acuan akan kembali meningkat. Ini bisa berdampak buruk terhadap saham di dalam negeri yang akan mengalami penurunan harga akibat sentimen negatif kenaikan suku bunga acuan.
Daftar Program Donald Trump
Rencana program dari Donald Trump menjadi salah satu topik pembahasan yang sangat menarik untuk dibahas. Beberapa program-program yang selalu ia gaungkan saat kampanye diprediksi akan segera diberlakukan di era kepemimpinannya saat ini. Lalu apa saja program Donald Trump yang dipredikasi akan segera diberlakukan?, berikut adalah penjelasannya:
- Menghentikan pasokan dana ke Ukraina
Perang Rusia dan Ukraina yang tidak kunjung selesai tentu tidak terlepas dari campur tangan Joe Biden yang selalu mengirimkan bantuan dana maupun militer. Dengan menghentikan bantuan ke Ukraina, Trump berharap konflik antar ke dua negara tersebut dapat segera berakhir. - Dukungan penuh terhadap Israel
Dalam mendapat perhatian para petinggi yahudi, Trump memberikan dukungan penuh terhadap Israel dalam menumpas Hamas. Ia berdalih jika penumpasan Hamas di Palestina sebagai salah satu bentuk upaya dalam menjaga keamanan negara-negara NATO. - Larangan Impor Barang Penting China
Donald Trump memiliki rencana untuk memberlakukan larangan impor barang penting China di AS seperti: baja, obat-obatan, barang elektronik, hingga kebutuhan penting lainnya. Tidak hanya itu, Trump juga berencana untuk memaksa para pebisnis asal Tiongkok di AS untuk segera menjual aset kepemilikan yang dinilai berpotentsi mengancam keamanan Amerika. - Memberlakukan Tarif Impor 10%
Trump berencana mengenakan tarif impor 10% kepada negara-negara yang ingin melakukan eksport ke negara Paman Sam. Tujuannya adalah untuk menjaga produk-produk domestik agar tidak kalah saing dengan barang luar negeri. Tarif tersebut bisa meningkat apabila mitra dagang As terbukti melakukan manipulasi atau perdagangan yang tidak adil.
Itulah beberapa program Donald Trump yang kemungkinan besar akan diterapkan saat dirinya resmi dilantik sebagai presiden AS. Beberapa program tersebut dapat memberikan dampak baik dan buruk terhadap suatu negara. Namun salah satu program yang dinilai penuh kontroversi adalah penerapan tarif impor sebesar 10%.
Dikenakannya tarif impor yang tinggi dapat membuat produk dari negara yang diekspor ke AS akan kalah saing dengan produk domestik. Indonesia sebagai negara yang aktif dalam perdagangan dunia juga akan merasakan dampak pengenakan tarif impor tersebut. Bagaimana menurutmu?, apakah program Donald Trump akan berdampak buruk atau sebaliknya?, coba tulis pendapatmu di kolom komentar.
Baca Juga : Bitcoin Sentuh $70.000: Apa Penyebab Lonjakan Harga Ini?