harga bbm 2025

Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, PT Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak non-subsidi per 1 Desember 2025. Penyesuaian ini tentu tidak bisa diterima oleh sebagian masyarakat, terutama bagi mereka yang mengandalkan BBM non-subsidi seperti: Pertamax, Pertamax Turbo, maupun Dexlite.

Sedangkan bagi mereka yang menggunakan bahan bakar subsidi, harganya masih tetap sama atau tidak mengalami kenaikan sedikit pun. Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga?.

Lalu bagaimana dengan harga BBM dari pesaing Pertamina seperti Shell dan Vivo?, apakah terjadi kenaikan atau tidak?. Untuk menjawab rasa penasaran Anda, ada baiknya menyimak pembahasan artikel kami sampai tuntas untuk menemukan jawaban atas pertanyaan diatas.

Harga Minyak Mentah Dunia Naik!

bbm naik

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya bahwa, hari ini 1 Desember 2025 PT Pertamina resmi menaikkan harga BBM non-subsidi. Kenaikan ini tentu tidak terjadi secara mendadak, melainkan sudah lewat evaluasi biaya produksi, nilai tukar rupiah, hingga tren minyak mentah yang terus bergerak.

Jika kita lihat harga minyak mentah pada perdagangan hari ini Senin 1 Desember 2025, ada kenaikan sebesar 1,5%. Hal ini dipicu setelah OPEC+ memutuskan untuk tidak menambah atau membatasi produksi minyak mentah pada kuartal 1 2026.

Strategi ini diambil untuk menjaga pasokan minyak mentah dunia agar tidak berlebihan serta secara efektif menaikkan harganya. Tidak lama setelah keputusan ini dibuat, kita bisa melihat harga minyak mentah Brent naik 94 sen atau menjadi USD63,32 per barel, naik 1,51%.

Di sisi lain harga minyak mentah West Texas Intermediate (US) ada pada angka USD59,45 per barel naik 90 sen atau 1,54%. Namun akibat dari keputusan OPEC+, harga BBM di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Harga Resmi BBM Per 1 Desember 2025 Di Indonesia

Kebijakan menaikkan harga ini bukan terjadi sepihak, melainkan mengacu pada aturan pemerintah yang mewajibkan penyesuaian harga agar tetap relevan dengan kondisi pasar global. Selain itu, bukan hanya pihak Pertamina (Perseo) yang menaikkan harga BBM-nya, tetapi juga pada operator penjualan minyak seperti Shell dan Vivo. Berikut gambaran harga terbaru yang sekarang berlaku di berbagai wilayah:

Pertamina, Harga Per Liter

  • Pertamax (RON 92): Rp 12.750
  • Green 95: Rp 13.500
  • Turbo (RON 98): Rp 13.750
  • Dexlite: Rp 14.700
  • Pertamina Dex: Rp 15.000

Shell, Harga Per Liter

  • Shell Super (Ron 92): Rp 13.000
  • V-Power (Ron 95): Rp 13.630
  • Diesel (CN 51): Rp 15.250
  • Nitro+ (Ron 98): Rp 13.890

Vivo, Harga Per Liter

  • BBM jenis Revvo (92): Rp 13.000
  • Diesel Primus Plus: Rp 15.250

Keputusan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan langkah kebijakan yang sulit dan tak terhindarkan demi menjaga stabilitas fiskal negara. Kendati demikian, kebijakan ini juga akan memberikan dampak dan beban yang signifikan terhadap daya beli serta mobilitas masyarakat luas.

Sebagai catatan tambahan, bagi kamu yang menggunakan BBM bersubsidi dari Pertamina maka harganya masih stabil yakni diangka Rp 10.000/liter dan solar tetap di harga Rp 6.800/liter.  Dengan demikian, beban kenaikan hanya dirasakan oleh konsumen yang memang wajib atau terbiasa menggunakan BBM nonsubsidi.

Dampak yang Ditimbulkan dari Kebijakan Ini

Meski kenaikan harga hanya terjadi pada BBM non-subsidi, tetapi dampaknya tetap ada terutama bagi mereka pengguna Pertamax maupun Dexlite. Pengeluaran bulanan untuk kendaraan bermotor akan bertambah, apalagi jika mereka menempuh perjalanan jauh setiap hari.

Di sisi lain pengemudi ojek online, taksi, hingga angkutan barang mungkin harus melakukan penyesuaian harga untuk menutup biaya operasional (jika pengguna BBM non subsidi). Jika benar terjadi, maka biaya ekspedisi, harga pengiriman barang, hingga biaya logistik akan mengalami kenaikan.

Sehingga besar kemungkinan jika harga kebutuhan pokok, barang eceran, hingga biaya layanan akan semakin mahal. Kalau benar terjadi, maka dampaknya akan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk pengguna BBM subsidi.

Strategi Menghadapi Kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga BBM tentu memaksa masyarakat menyesuaikan kebiasaan berkendara. Salah satu langkah paling realistis adalah mengevaluasi jenis BBM yang digunakan. Jika kendaraan masih kompatibel dengan BBM bersubsidi dan aturan mengizinkan, beralih ke jenis yang lebih ekonomis dapat membantu mengurangi beban pengeluaran bulanan.

Langkah ini kerap jadi solusi cepat bagi pengguna motor maupun mobil yang mobilitasnya tinggi. Selain itu, beralih ke transportasi umum mungkin menjadi alternatif yang bijak untuk menekan pengeluaran bulanan.

Strategi ini relevan terutama bagi pekerja kota besar yang sering terjebak macet. Menyusun kembali anggaran bulanan juga harus dilakukan, guna memastikan kenaikan harga BBM tidak mengganggu stabilitas finansial keluarga secara keseluruhan.

Kesimpulan

Kenaikan harga BBM nonsubsidi per 1 Desember 2025 menjadi sinyal bahwa tekanan ekonomi global masih terasa hingga ke sektor energi domestik. Penyesuaian harga ini merupakan dampak dari kombinasi harga minyak dunia, kurs rupiah, dan biaya distribusi. Bagi masyarakat yang menggunakan BBM nonsubsidi, kenaikan ini jelas menambah pengeluaran rutin.

Meski begitu, BBM subsidi tetap dipertahankan agar tidak mengganggu daya beli masyarakat. Dalam kondisi seperti ini, langkah paling bijak adalah menata ulang pola konsumsi, memaksimalkan efisiensi kendaraan, dan menyesuaikan anggaran agar tetap aman menghadapi perubahan ekonomi.

Baca Juga : Sumut Status Tanggap Bencana: Penyebab & Upaya Penanganan