ibrahim kobeissi tewas

Konflik bersenjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon kian memanas belakangan ini. Serangan Israel yang menargetkan militan Hizbullah telah menewaskan banyak orang. Tercatat korban yang tewas akibat serangan brutal Israel ini sudah mencapai 558 dengan perkiraan korban luka mencapai 1.835. Bahkan menurut laporan terkini, Ibrahim Kobeissi seorang komandan Hizbullah turut menjadi korban dalam serangan ini.

Perlu Anda ketahui, Ibrahim Kobeissi merupakan salah satu komandan militer utama di Hizbullah yang menjadi sekutu hamas di Palestina. Ia memiliki peran penting dalam memimpin unit roket sekaligus pemandu presisi rudal. Selain itu, Ibrahim Kobeissi memiliki pengetahuan yang luas di bidang rudal dan mempunyai hubungan yang akrab dengan para petinggi mililter senior Hizbullah.

Diketahui dirinya mulai bergabung dengan organisasi Hizbullah pada tahun 1980-an, dan diangkat menjadi komando unit badr. Namun pada hari Jumat tepatnya ditanggal 20 September 2024,  Israel mulai melancarkan serangan ke Beirut Selatan, Lebanon. Dalam laporannya, Israel menyatakan salah satu serangannya berhasil menewaskan Ibrahim Kobeissi yang menjabat sebagai komandan militer senior Hizbullah.

Insiden tewasnya komandan senior Hizbullah menuai kecaman dari berbagai pihak, salah satunya adalah pemimpin kelompok Hizbullah yakni Hassan Nasrallah. Dirinya mengutuk keras serangan Israel dan berjanji akan melakukan serangan balasan yang tak terelakkan. Kecaman yang keras dari pemimpin Hizbullah telah menimbulkan kekhawatiran banyak pihak, ditakutkan akan terjadi perang terbuka antara Lebanon dan Israel.

Akar Permasalahan Israel dan Hizbullah

serangan israel ke lebanon

Sebenarnya konflik antara Hizbullah dengan Israel telah berlangsung selama beberapa bulan. Di mana pertempuran itensif antar kedua belah pihak dipicu oleh perang di Gaza. Di mana Hizbullah meminta Israel untuk segera melakukan gencatan senjata dari Palestina, namun Israel menghiraukannya. Karena merasa diabaikan pihak Hizbullah menyatakan kesiapannya untuk terlibat konfrontasi yang lebih besar.

Menanggapi ancaman tersebut, perdana menteri Israel Benjamin Netanhayu menyatakan kesiapannya untuk menghadapi Hizbullah. Khawatir akan terjadinya perang besar-besaran, kementerian luar negeri Amerika Serikat berusaha mencari jalan diplomatik untuk mengakhiri pertikaian kedua negara tersebut. Namun, pihak Amerika menegaskan jika Israel memiliki keputusan mutlak dalam melindungi negaranya dari Hizbullah.

Hingga pada tanggal 8 Oktober 2024, pihak Hizbullah mulai melancarkan serangan ke negara Israel sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina. Dalam serangan tersebut, pihak Hizbullah meluncurkan lebih dari 8000 roket ke arah Israel Utara. Tidak sampai disitu, mereka juga menembakkan rudal anti tank ke kendaraaan lapis baja Israel.

Akibat serangan ini, pihak Israel melancaran serangan balasan yang lebih besar kepada organisasi Hizbullah disepanjang perbatasan. Target penyerangan kali ini adalah menghancurkan tempat penyimpanan persenjataan dan rudal milik Hizbullah. Namun sebelum melakukan serangan, Israel telah memperingatkan warga Lebanon selatan untuk menjauhi tempat penyimpanan senjata dan segera pergi mengungsi.

Israel Mendapat Kecaman Banyak Negara

Serangan udara Israel ke wilayah Lebanon telah menyebabkan banyak orang kehilangan nyawa, termasuk anak-anak dan perempuan. Banyak negara yang berpendapat, jika serangan Isarel ke wilayah timur tengah hanya menambah ketegangan dan tidak bisa ditolerir. Salah satu negara yang mengecam keras tindakan Israel adalah negara China.

Kecaman tersebut disampaikan oleh menteri luar negeri China, Wang Yi yang mengutuk keras tindakan Israel yang telah melanggar norma-norma kemanusiaan. Lebih lanjut, ia mengatakan jika China akan mengambil langkah-langkah diplomatik untuk menyelesaikan masalah Lebanon dan Israel. Menurutnya tindakan saling serang-menyerang tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah apapun.

Jadi tindakan gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel di wilayah perbatasan Lebanon harus dilakukan untuk mengakhiri perang. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh Hizbullah kepada mediator sebelumnya yakni Amerika dan Prancis. Di mana pihak Hizbullah meminta Israel untuk segera melakukan gencatan senjata apabila ingin mengakhiri peperangan.

Kesimpulan

Serangan udara yang dilakukan oleh militer Israel telah mengakibatkan banyak korban jiwa. Tercatat korban jiwa di wilayah Lebanon telah mencapai 558 orang dan akan terus bertambah jika peperangan tidak segera dihentikan. Aksi saling serang menyerang antara pihak Hizbullah dan Israel hanya akan merugikan kedua negara. Jadi diharapkan konflik antara kedua negara tersebut dapat segera diselesaikan agar perdamaian dapat terealisasi.

Baca Juga : Mantan Presiden AS Donald Trump Alami Upaya Pembunuhan Kedua