Pembunuhan Pasutri

Sedang ramai dibahas, pasangan suami istri (pasutri) di Ponorogo ditemukan tewas di dalam rumah dengan keadaan tubuh penuh luka. Aksi pembunuhan yang dialami kedua pasutri tersebut diduga dilakukan oleh anak mereka yang mengalami gangguan jiwa berdasarkan penjelasan kerabat dan warga.

Penemuan mayat kedua pasutri tersebut pertama kali diketahui oleh anak sulung mereka yang ingin melihat keadaan dari kedua orang tuanya. Anak sulung mereka yang bernama Harti sempat curiga dengan perilaku adiknya yang melarang Harti untuk masuk, sampai ia memanggil warga.

Dibantu oleh warga, Harti berhasil masuk kedalam rumah orang tuanya, namun ia kaget saat mengetahui keduanya dalam keadaan tidak bernyawa. Setelah menemukan kedua pasutri tersebut dalam keadaan tak bernyawa, warga yang berada di TKP langsung melaporkan penemuan tersebut ke polisi.

Tidak berselang lama setelah melaporkan penemuan jenazah pasutri, pihak kepolisian langsung menurunkan tim penyelidik ke TKP untuk memastikan kebenaran laporan. Sesampainya di lokasi yang dilaporkan, pihak kepolisian langsung mengamankan anak kedua korban yang diduga menjadi pelaku dari aksi pembunuhan tersebut.

Kecurigaan Harti

Pasutri yang diduga tewas karena dibunuh oleh anak mereka sendiri diketahui memiliki 2 orang anak yang bernama Harti dan Sukar. Anak pertama mereka Harti sudah berkeluarga dan tinggal di Wates, Jenangan, Ponorogo dan anak bungsunya Sukar, masih tinggal bersama mereka.

Orang pertama yang menemukan jasad keduanya adalah anak mereka yang bernama Harti, ketika ia ingin mengunjungi rumah kedua orang tuanya. Awalnya Harti tidak memiliki kecurigaan apapun ketika ingin melihat keadaan orang tuanya, namun ia melihat gerak-gerik dari Sukar sangat mencurigakan.

Kecurigaannya pertama kali muncul setelah Sukar melarangnya untuk masuk kedalam rumah, meski ia sudah menyebutkan ingin melihat kondisi orang tuanya. Harti menduga ada yang tidak beres, sebab Sukar selama ini tidak pernah bersih keras untuk melarangnya saat masuk kedalam rumah.

Melihat sikap adiknya yang sangat mencurigakan, Harti langsung melaporkannya ke Ketua RT agar ia diperbolehkan untuk masuk kedalam rumah. Setelah melaporkan Sukar, Harti yang didampingi oleh warga mendatangi rumah kedua orang tuanya dan mencoba untuk menerobos masuk kedalam rumah.

Penemuan Jenazah

Setelah berhasil masuk kedalam rumah pasutri tersebut, warga dan Harti dibuat terkejut melihat kondisi keduanya yang sudah tidak bernyawa dengan luka di bagian kepala. Mayat keduanya ditemukan didalam rumah mereka dengan kondisi sudah ditutupi menggunakan kain jarik yang ditimbun menggunakan pasir di atas kasur.

Penemuan jenazah pasutri dalam sebuah rumah, di Dusun Sedandang, Desa Pohaman, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, langsung menggegerkan warga. Pasangan suami istri yang diketahui bernama Kaseno (65) dan Sarilah (60) diduga meninggal pada hari Senin, 22 September 2025.

Laporan ke Polisi

Pelaku di Amankan

Setelah berhasil menemukan jenazah Kaseno dan Sarilah, warga setempat langsung melaporkan penemuan tersebut ke pihak kepolisian untuk dilakukan penyelidikan lanjutan. Tidak lama setelah menerima laporan warga, Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Imam Mujali, menugaskan anggotanya untuk menyelidikan tempat kejadian perkara (TKP).

Tim penyelidik yang datang ke TKP langsung melakukan olah TKP dan mencari penyebab serta motif dari aksi pembunuhan kedua korban. Terkait penemuan jenazah pasutri di dalam rumah, AKP Imam Mujali mengaku bahwa ia masih belum bisa memberitahukan penyebab pasti kematian.

Namun dari keterangan yang sudah ia terima, ia memerintah anak buahnya untuk menahan Sukar yang diduga menjadi tersangka aksi pembunuhan. Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Imam Mujali, Sukar saat itu tidak berusaha untuk melarikan diri dan masih berada di TKP.

Pihaknya menegaskan, akan terus melakukan penyelidikan demi mengungkap penyebab dan motif dari aksi keji yang menghilangkan nyawa kedua pasutri tersebut. Selain itu, pihaknya juga memastikan akan melakukan pemeriksaan kondisi kejiwaan kepada Sukar yang diduga sudah membunuh kedua orang tua kandungnya.

Pengakuan Pelaku

Pelaku yang diduga mengalami gangguan jiwa mendapatkan pemeriksaan lanjutan dari psikiater spesialis yang menangani masalah gangguan mental dan emosional. Pihak medis memeriksanya dengan cara di diagnosis, terapi dan menggunakan pengobatan medis agar kondisi kesehatan jiwa Sukar bisa diketahui.

Selama menjalani pemeriksaan kesehatan jiwa, Sukar mengaku bahwa ia hanya mencoba membunuh ular yang melilit di tubuh kedua orang tuanya. Pengakuan yang ia berikan tidak diduga oleh tim medis, karena ia menjelaskan seluruh detail perbuatannya termasuk menutupi korban dengan pasir.

Meski sudah memiliki gambaran dari perbuatan pelaku, pihak kepolisian masih belum bisa memastikan alat yang ia gunakan saat melakukan aksinya. Pihak kepolisian tidak bisa menentukan alat yang ia gunakan, sebab keterangan yang diberikan oleh pelaku tidak konsisten dan sering berubah-ubah.

Mengenai alat yang digunakan olehnya untuk menghabisi nyawa kedua orang tuanya, pelaku mengaku menggunakan alat-alat tumpul seperti linggis atau kayu. Pihak kepolisian masih belum bisa memastikan kebenaran dari pengakuan yang diberikan oleh pelaku, namun pada tubuh korban ada bekas luka pukulan benda tumpul.

Baca Juga: Anak Penjual Sempol Dimutilasi oleh Pengemudi Ojek Online