Perintah Kim Jong Un terkait produksi massal drone serang mematikan telah menarik perhatian dunia ditengah meningkatnya konflik di Timur Tengah. Pernyataan tersebut dilontarkan pemimpin tertinggi Korea Utara setelah menyaksikan kehebatan drone yang memiliki daya serang sangat mematikan. Pyongyang ingin memperkuat pertahanan militer mereka lewat penggunaan teknologi modern yang dinilai lebih canggih. Lalu seberapa hebat drone nirawak yang diuji coba oleh negara Korea Utara baru-baru ini?, dan apa tujuan dari produksi massal ini?. Mari kita temukan jawaban pastinya pada pembahasan artikel berikut ini.
Popularitas Pengguna Drone Di Dunia Militer
Seiring meningkatnya ketegangan di wilayah Timur Tengah, membuat sejumlah negara berlomba-lomba menciptakan teknologi militer yang canggih. Drone atau pesawat nirawak menjadi salah satu teknologi militer yang banyak digunakan hingga saat ini. Senjata mematikan yang dapat dikendalikan dari jarak jauh menjadi pilihan tepat saat terjadi peperangan.
Pilot bisa mengendalikan pesawat nirawak atau drone ini untuk mengintai posisi musuh secara pasti. Sehingga negara tidak perlu kehilangan 1 prajurit dalam misi pengintaian. Selain itu, drone dapat dipersenjatai senjata mematikan seperti rudal udara maupun nuklir, tergantung dari rancangan drone tersebut.
Hal ini memungkinkan drone untuk melakukan serangan secara langsung ke wilayah musuh apabila target yang telah ditentukan berhasil tercapai. Situasi ini akan menguntungkan pihak yang memiliki drone kendali jarak jauh, karena pertahananan maupun pasukan musuh bisa dengan mudah dilumpuhkan.
Di sisi lain, biaya produksi 1 drone yang tergolong lebih murah dibandingkan senjata militer lainnya. Kemampuan dan efektivitas yang tinggi, serta biaya produksi yang murah telah menjadikan drone sebagai salah satu teknologi militer yang banyak dimiliki oleh negara-negara kuat di dunia.
Produksi Massal Drone Bunuh Diri Di Korea Utara
Presiden Korea Utara, Kim Jong Un menyaksikan secara langsung uji coba kemampuan senjata drone sekaligus memantau perkembangannya. Dari hasil yang ditunjukkan, Presiden Korea Utara merasa puas dengan hasil dan kemampuan drone yang di uji coba. Di mana dalam uji coba tersebut, drone berhasil menghancurkan target seperti mobil BMW dan tank-tank lama dengan presisi tinggi.
Melihat pencapaian luar biasa tersebut, Kim Jong Un segera memerintahkan militer Korea Utara untuk memproduksi drone dalam skala besar. Kini produksi massal drone tersebut menjadi prioritas utama Kim Jong Un dalam meningkatkan pertahanan militer di negaranya. Biaya produksi yang relatif murah dan aplikasi jangkauan yang luas menjadi salah satu alasan Kim memerintahkan produksi massal tersebut.
Produksi massal tersebut juga sejalan dengan perkembangan teknologi di dunia militer. Di mana, sekarang drone menjadi salah satu senjata strategis yang banyak digunakan dalam memenuhi kebutuhan pertahanan militer. Selain itu, langkah ini diambil untuk menghadapi kemungkinan terjadinya perang dengan Korea Selatan seiring meningkatnya tensi antar ke dua negara tersebut. Bahkan Pyongyang juga akan memperbarui pendidikan militer di negaranya untuk menghadapi kemungkinan terjadinya perang drone.
Sebelumnya Pyongyang telah melakukan uji coba drone yang diproduksi oleh Kompleks Teknologi Udara Tak Berawak Korea Utara pada tanggal 14 November 2024. Drone tersebut dirancang khusus agar dapat menyerang musuh baik di darat maupun di laut. Pesawat dengan kemampuan luar biasa tersebut akan menjadi serangan bunuh diri terbaik, jika seandainya Korea Utara benar-benar terlibat prang dengan Korea Selatan.
Pendapat Pengamat Politik
Kecanggihan drone yang diperlihatkan Pyongyang telah menarik perhatian banyak negara diberbagai belahan dunia. Namun bukan hanya kagum, sejumlah pengamat politik justru bertanya-tanya kenapa Korea Utara bisa memproduksi drone canggih tersebut?. Apakah ada campur tangan negara lain seperti Rusia dalam pengembangan pesawat nirawak tersebut?.
Hubungan Korea Utara dengan Rusia
Seperti yang kita ketahui, hubungan antara Korea Utara dan Rusia memang terjalin sangat baik. Bahkan Korea Utara mengirimkan bantuan pasukan kepada Rusia dalam perang melawan Ukraina. Kedekatan hubungan antar ke dua negara tersebut tidak menutup kemungkinan jika Rusia memang ada dibalik pembangunan drone serang tersebut.
Terlebih jika dillihat dari video yang beredar, tampak drone yang diluncurkan mirip dengan Harop buatan Israel atau Lancet-3 buatan Rusia. Sehingga memperkuat dugaan jika Pyongyang memperoleh senjata tersebut dari Rusia yang kemungkinan desain dan teknologinya didapat dari Iran. Lalu bagaimana cara Iran mendapatkan informasi tersebut?, kemungkinan besar Iran mendapatkanya melalui cara peretasan atau pencurian.
Kekhawatiran Korea Selatan
Kemampuan teknologi militer Korea Utara yang semakin canggih telah memicu kekhawatiran negara tetangganya yakni Korea Selatan. Seperti yang kita ketahui, saat ini hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan berada di ujung tanduk peperangan. Hal inilah yang membuat Korsel mulai mengantisipasi adanya serangan Korut dengan menerapkan penggunaan senjata laser.
Keputusan ini diambil sebagai langkah yang tepat dalam melakukan defensif atas pengembangan drone Korea Utara. Strategi ini mencerminkan kesiapan negara Korea Selatan dalam menghadapi kemungkinan perang melawan negara Korea Utara dengan pengembangan teknologi yang semakin berkembang.
Kesimpulan
Kesuksesan Korea Utara dalam mengembangkan teknologi drone bunuh diri menjadi bukti bahwa perkembangan teknologi di dunia militer semakin maju. Modernisasi militer di era sekarang telah menambah dinamika geopolitik yang terus berubah di kawasan Asia Timur.
Baca Juga : Donald Trump Menang Pilpres 2024, Apa Dampaknya Bagi Dunia?