Hujan deras yang secara terus menerus menguyur wilayah DKI Jakarta menyebabkan sejumlah wilayah harus terendam oleh air dari hujan dengan intensitas tinggi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, menyatakan beberapa wilayah di Jakarta terendam banjir pada Minggu (6/7/2025) sekitar pukul 15:00 WIB.
Sebelum bencana banjir ini terjadi, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji menyatakan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan. Peringatan dini disampaikan BMKG sejak 4-13 Juli 2025 dari wilayah pesisir (Rob), Jakarta diprediksi akan menghadapi hujan dengan intensitas tinggi.
Bendungan Katulampa sejak Sabtu (5/7/2025) sudah siagakan guna mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana banjir yang akan berdampak lebih luas. Akibat hujan deras di wilayah Jakarta, sebanyak 4 ruas jalan harus berhenti beroperasi sementara, karena ketinggian air mencapai 10-18 cm.
Gurbenur Jakarta, Pramono Anung menyatakan, pihaknya sedang bekerja sama dengan pihak-pihak berkaitan untuk menangani kemungkinan bencana banjir susulan maupun kiriman. Pramono secara pribadi menghubungi Dinas Sumber Daya Air, agar mengerahkan beberapa pompa air ke wilayah yang berkemungkinan terjadi banjir susulan.
Penyebab Banjir
Gurbenur DKI Jakarta, Pramono Anung menjelaskan 3 faktor utama yang diduga kuat menjadi penyebab utama banjir yang melanda wilayah Jakarta. Pramono menjelaskan, bencana banjir yang terjadi kali ini merupakan bencana yang paling kompleks selama ia menjabat sebagai Gurbenur Jakarta.
Hal tersebut dikarenakan banjir yang melanda Jakarta pada Minggu (6/7/2025) terjadi karena gabungan dari 3 faktor secara bersamaan. Ia secara rinci menjelaskan bencana banjir ini terjadi karena adanya banjir kiriman, lalu curah hujan yang tinggi juga menjadi penyebabnya.
Ia juga menambahkan, bersamaan dengan kedua faktor sebelumnya, di hari yang sama permukaan air laut (Rob) saat itu sedang naik. Volume air laut baru menunjukkan tanda-tanda penyurutan pada pukul 22:30 WIB, pada saat itu juga pompa air baru bisa beroperasi secara maksimal.
Pramono mengungkapkan, sebanyak 10 dari 600 pompa air milik Pemprov DKI harus mengalami kerusakan, akibat tingginya volume air saat itu. Terkait bencana banjir, Pramono terus berkoordinasi bersama dengan 5 wali kota Jakarta, agar pemantauan bencana banjir bisa dilakukan secara maksimal.
Dampak Banjir
Akibat bencana banjir yang merendam sebagian wilayah DKI Jakarta, BPBD mencatatkan sebanyak 109 RT harus terkena dampak dari bencana ini. Kepala Pelaksana BPBD Jakarta, Isnawa Adji merinci wilayah yang terdampak hingga pukul 06:00 WIB dengan 17 RT di Jakpus, 15 RT di Jakbar, 30 RT di Jaksel dan 47 RT di Jaktim.
Selain itu, banjir ini juga berdampak pada 4 ruas jalanan yang biasa digunakan oleh warga Jakarta untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Akibat bencana banjir yang merendam rumah warga, sebanyak ratusan warga yang terkena dampak terpaksa untuk mengungsi ke beberapa wilayah sekitar.
Sebanyak 197 orang korban banjir terpaksa untuk mengungsi di Masjid Universitas Borobudur, agar mereka bisa mendapatkan tempat berlindung yang aman. Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menjelaskan ketinggian banjir sangat bervariasi mulai dari 30-120 cm.
Demi meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari bencana banjir yang terjadi di wilayah Jakarta, BPBD Jakarta menurunkan personel untuk melakukan pemantauan. Sambil berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkaitan dalam pengendalian bencana banjir, BPBD Jakarta akan melakukan penyedotan tali air agar berfungsi kembali.
Bantuan Pemerintah
Pemerintah menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji dan persediaan air minum kepada para korban banjir melalui Dinas Sosial Kota Jakarta. Selain memberikan bantuan makanan siap saji, Dinsos juga memberikan beberapa bahan pangan pokok seperti beras, minyak goreng dan ikan kaleng.
Plt Kepala Suku Dinas Sosial Jaktim, Suprapto menyatakan bantuan ini diberikan sebagai bentuk kehadiran negara dalam membantu warga yang sedang mengalami musibah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap agar bantuan ini bisa disalurkan secara merata dan tepat sasaran bagi warga yang terdampak banjir.
Potensi Banjir Susulan
Meskipun kondisi saat ini sudah mulai terkendali, Pramono menegaskan bahwa potensi banjir susulan masih sangat tinggi dalam 1-2 hari kedepan. Ia meminta agar seluruh pihak yang berkaitan serta warga Jakarta tetap harus waspada penuh terhadap potensi kembali terjadinya banjir susulan.
BMKG Jakarta mengungkapkan, kemungkinan banjir susulan akan terjadi sangat tinggi jika melihat keadaan permukaan air yang saat ini masih tinggi. Jajaran Pemprov DKI terus mengupayakan penanganan demi melindungi wilayah strategi di Jakarta seperti Bundaran HI dan Istana Kepresidenan Republik Indonesia.
Apabila pemompaan tidak dilakukan secara berkala, beberapa wilayah strategis sangat mungkin untuk terdampak dari bencana banjir susulan yang mungkin terjadi. Berdasarkan pengalaman dari penanganan bencana banjir yang terjadi pada Minggu (6/7/2025), jajaran Pemprov DKI akan berupaya dengan maksimal.
Beberapa pompa air milik Permprov DKI yang sudah rusak diharapkan agar bisa segera diperbaiki, sehingga bisa dioperasikan kembali. Pemprov DKI juga sudah menyiagakan sebanyak 200 unit alat berat yang akan dioperasikan apabila hujan dengan intensitas tinggi kembali terjadi.
Baca Juga: Kapal di Selat Bali Tenggelam dengan Puluhan Penumpang