Bank BCA

Media sosial dihebohkan dengan kabar rekening sekuritas (RDN) nasabah BCA yang melakukan pemindahan dana mencurigakan hingga memunculkan dugaan terjadi pembobolan. Terkait kabar pembobolan RDN anak usahanya, yaitu PT Panca Global Sekuritas (PGS), PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE) memberikan klarifikasi.

Berdasarkan kabar yang banyak beredar di media sosial, total kerugian yang dialami oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp 70 miliar. OJK telah mengadakan rapat koordinasi bersama dengan manajemen PGS untuk melakukan verifikasi lebih lanjut terkait kebenaran isu yang sudah banyak beredar.

Apabila isu pembobolan rekening RDN BCA ini terbukti benar, hal tersebut akan membahayakan data para nasabah BCA di seluruh Indonesia. Hal tersebut dikarenakan RDN adalah rekning khusus yang dimiliki oleh setiap investor BCA agar bisa melakukan transaksi di pasar modal.

RDN digunakan sebagai perantara antara dana pribadi milik investor kepada perusahaan sekuritas yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Rekening tersebut memastikan keamanan dana ketika melakukan jual-beli saham, obligasi, maupun reksa dana dengan sistem kelola transaksi efek yang terpisah.

Kronologi Pembobolan

Terkait isu pembobolan rekening sekuritas (RDN) Bank BCA, PT Panca Ekonomi Global Kapital Tbk (PEGE) memberikan klarifikasi mengenai anak perseroannya. Melalui Direktur PT Panca Global Kapita Tbk, Trisno Limanto menjelaskan, isu tersebut menyebar seteah anak perseroan yaitu PT Panca Global Sekuritas (PGS) terdeteksi transaksi mencurigakan.

Pemindahan dana dalam jumlah besar terjadi sekitar 9 September 2025 dilakukan berulang kali dalam jangka waktu yang bisa dibilang cepat. Pengalihan dana tersebut melibatkan sebuah rekening tujuan luar yang sebelumnya telah di daftarkan oleh Panca Gobal Sekuritas atau rekening whitelist.

Transaksi mencurigakan tersebut terdeteksi setelah dana ditransfer keluar menggunakan BCA Klik Bisnis, namun untuk jumlahnya masih harus melalui proses verifikasi. Pihak manajemen PGS masih melakukan proses verifikasi dan terus berkoordinasi dengan pihak bank RDN untuk memastikan adanya kerugian atau tidak.

Hasil Verifikasi

Pihak manajemen PGS melakukan tahap verifikasi pada tanggal 10 September 2025, dengan dikembalikabnnya dana ke rekening nasabah RDN yang terdampak. PGS juga sudah menonaktifkan sistem yang diduga menjadi penyebab terjadinya gangguan, sehingga memungkinkan pihak luar mendapatkan akses platform perdagangan online.

Sampai saat ini verifikasi secara menyuluruh masih dilakukan dengan koordinasi bersama Self Regulatoru Organization (SRO) untuk mengutamakan kepentingan nasabah BCA. Tindakan tersebut diambil agar seluruh nasabah RDN tidak mengalami kerugian, dan untuk memenuhi kewajiban yang sesuai dengan ketentuan di pasar modal Indonesia.

BCA Buka Suara

Sekretaris Perusahaan BCA

Setelah kabar rekening sekuritas PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dibobol viral, pihak manajemen BCA langsung memberikan klarifikasi ke publik. Pihak BCA memberikan penjelasan ke publik mengenai pembobolan dengan total kerugian mencapai Rp 70 miliar tersebut melalui Sekretaris Perusahaan, I Ketut Alam Wangsawijaya.

I Ketut menyampaikan bahwa ia sudah mengetahui kabar tersebut dan ia menyatakan bahwa dana nasabah di Bank BCA masih aman. Ia menyatakan bahwa manajemen BCA saat ini masih melakukan investigasi bersama perusahaan sekuritas terkait agar masalah pembobolan tersebut bisa ditelusuri.

Pada Jumat (12/9/2025) Ketut menyatakan akan memberikan informasi yang terbuka kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait isu pembobolan. Manajemen BCA akan selalu mendukung proses investigasi yang sedang dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam tahap investigasi

Selain menjelaskan isu pembobolan rekening RDN, Ketut juga memastikan data nasabah akan selalu aman karena sistem pengamanan dilakukan secara berlapis. Perusahaan tersebut juga menerapkan standar keamanan dengan menggunakan sistem mitigasi resiko untuk menjaga keamanan data dan seluruh transaksi nasabah BCA.

Bukan Kasus Pertama

Isu pembobolan rekening RDN milik nasabah BCA yang diduga terjadi pada 9 Semtember 2025 bukan kasus pertama yang pernah terjadi. Sekitar akhir 2023 yang lalu, ada seorang nasabah yang menjelaskan bahwa ia kehilangan uang sebanyak Rp 68 juta dari rekeningnya.

Dugaan tersebut muncul setelah mutasi rekening nasabah tersebut dilakukan pengecekan dan menampilkan transaksi mencurigakan ke tujuan Qris yang tidak dikenal. BCA juga sempat dilaporkan menjadi korban peretasan pada Februari 2025, meskipun laporan tersebut langsung dibantah oleh pihak manajemen Bank BCA.

BCA menjelaskan bahwa data nasabah yang dikabarkan berhasil diretas oleh hacker itu adalah informasi palsu (hoaks), karena tidak ada pembobolan. Akibat kepanikan pemegang saham terhadap isu-isu tersebut, muncul kepanikan sebagian investor dan menyebabkan posisi BCA pada pasar modal menjadi goyah.

Meskipun banyak kabar terkait pembobolan rekening nasabah BCA, perusahaan tersebut masih tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh nasabah. BCA akan terus berkomitmen dalam menjaga kepercayaan seluruh nasabah, dengan menerapkan standar keamanan tinggi untuk mencegah data para nasabah bocor.

Baca Juga: Viral! Menteri Kehutanan Main Domino Bareng Pembalak Liar