Banjir bandang menerjang beberapa wilayah di kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), pada Jumat (7/3/2025) dini hari. Banjir yang secara tiba-tiba menerjang wilayah Sukabumi, terjadi karena hujan deras yang mengguyur sejak malam sebelumnya hingga menyebabkan luapan sungai.
Air sungai meluap hingga pemukiman warga, dan sedikitnya terdapat 9 titik di Kota Sukabumi yang terendam oleh banjir yang terjadi. Manajer Pusat Pengendali dan Operasi (Pudalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna menduga, cuaca ekstrem yang terjadi sejak tanggal 6-7 Maret merupakan pemicu Banjir dan longsor.
Dari laporan sementara mengenai bencana banjir di Sukabumi, dilaporkan sebanyak 115 kepala keluarga dan 203 jiwa yang terdampak oleh banjir. Karena banjir ini juga, 31 KK terpaksa untuk mengunggsi ke tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat untuk membantu para korban banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama dengan petugas gabungan, tengah berusaha melakukan pendataan para korban dan kerugian yang dialami. Kementerian Sosial RI (Kemensos), memberikan bantuan kepada para korban bencana banjir dan longsor melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra Phalamartha.
Penyebab Banjir Bandang
Bencana Hidrometeorologi seperti banjir dan longsor yang menerjang wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada 7 Maret, meluas hingga 18 titik. “Sampai saat ini, dari laporan pendataan petugas di lapangan, jumlah lokasi yang terdampak mencapai 18 titik dari awalnya 9 titik,” ucap Kepala BPBD Novian Rahmat.
Novian menjelaskan, banjir terjadi di 14 titik, tembok penahan tanah ambruk di 3 titik, dan menyebabkan longsor di 1 titik. ia juga menambahkan, bencana banjir ini dipicu dari luapan air sungai yang meningkat, karena intensitas hujan deras yang menguyur Sukabumi
Adapun pemicu lain dari bencana banjir di Sukabumi antara lain seperti, pendangkalan sungai karena banyaknya sampah yang menumpuk pada sungai utama. Hal tersebut bahkan menyebabkan semakin sempitnya aliran air sungai, hingga tersumbatnya drainase karena sampah yang menumpuk di sepanjang aliran sungai.
Karena itu, warga dihimbau untuk bergotong royong dalam membersihkan saluran air agar dapat mencegah banjir kembali terjadi saat hujan deras. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sukabumi, menyebutkan warga harus tetap waspada karena hujan dengan intensitas tinggi berpotensi turun kembali.
Korban Banjir dan Longsor
Banjir yang melanda wilayah Sukabumi, pada 7 Maret 2025, mengakibatkan seorang warga meninggal dunia dan tujuh lainnya masih dinyatakan hilang. Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Manajer Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) wilayah Sukabumi, Daeng Sutisna (DS).
Seorang ibu hamil bernama Suryati, harus menahan rasa sakit dan lemas, saat ia terjebak longsor dalam perjalanan menuju rumah sakit. Rincian dari korban banjir yang hilang dan meninggal yakni, pada Kecamatan Simpenan 1 warga meninggal dunia, dan 1 lainnya hilang.
Kecamatan Lengkong, tiga orang hilang dan di Palabuhanratu sebanyak dua orang dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian oleh tim gabungan. Dari penjelasan Daeng Sutisna, hingga saat ini tim SAR gabungan dibantu dengan warga masih melakukan pencarian terhadap 7 korban hilang.
Untuk jumlah warga yang menjadi korban banjir hingga saat ini masih dalam pendataan, karena jumlah korban banjir masih terus bertambah. Meskipun jumlah pasti dari korban yang terdampak bencana banjir masih belum diketahui, Sutisna menjelaskan seluruh daerah yang terdampak sudah ditangani.
Proses Evakuasi
Tim gabungan yang dibantu dengan warga melakukan upaya penyelamatan terhadap sejumlah warga yang masih terjebak banjir dengan ketinggian 1,5 meter. Tim SAR berusaha melawan derasnya arus banjir untuk mengevakuasi warga, bahkan dibeberapa lokasi Tim SAR harus menggunakan tali untuk mengevakuasi.
Bantuan Sosial
Kementerian Sosial (Kemensos), melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra Phalamartha, telah mengirimkan bantuan sosial untuk membantu korban yang terdampak banjir. Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), untuk memastikan segala kebutuhan korban banjir terpenuhi.
Bantuan yang dikirimkan berupa 1 unit tenda serbaguna keluarga, 20 unit tenda gulung, 52 buah kasur, 39 pasang selimut, 3 buah velbed. Kemensos juga memastikan kebutuhan bayi terpenuhi dengan mendistribusikan 50 paket sandang anak, 52 paket sandang bayi, dan 48 paket kidware.
Selain memberikan bantuan logistik kepada para korban banjir, Kemensos juga mengirimkan personel Tagana Sukabumi dan Tagana Pangandaran untuk melakukan asesmen dan evakuasi korban. Kemensos bekerja sama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sukabumi, Basarnas, kepolisian, dan organisasi terkait lainnya untuk memastikan kelancaran penangganan bencana.
Meskipun kondisi banjir sudah surut, dan beberapa warga sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan lumpur, Kemensos tetap menyiagakan personel. Hal tersebut dinilai akan membantu para warga jika kembali terjadi banjir susulan, karena hingga artikel ini diterbitkan masih terjadi hujan ringan.
Baca Juga: Banjir Merendam Bekasi, Walikota Menyebutkan Bekasi Lumpuh