Seperti yang kita ketahui, hubungan antara negara India dan Pakistan memang sedang tidak harmonis. Puncak ketegangan baru terjadi pada hari ini, yakni pada tanggal 7 Mei 2025 setelah India memutuskan untuk menyerang Pakistan. Sontak dunia menjadi khawatir akibat meletusnya konflik 2 negara bertetangga yang memiliki senjata nuklir.
Namun sebagian dari Anda pasti penasaran terkait masalah yang melatarbelakangi penyerangan kali ini. Apakah insiden ini berkaitan erat dengan sengketa wilayah Kashmir? atau ada faktor lain?. Untuk mendapatkan informasi pastinya, mari simak pembahasan artikel ini sampai tuntas. Disini kalian akan menemukan kronologi, penyebab hingga dampak yang bisa ditimbulkan dari konflik ini.
Latar Belakang Konflik
Sirine perang kembali berbunyi usai India secara resmi melakukan Operasi Sindoor yang menargetkan sejumlah wilayah Pakistan dan Kashmir. Rudal-rudal ditembakkan dan jet-jet tempur mulai menyerang wilayah yang menjadi target operasional.
Sengketa Wilayah
India dan Pakistan memiliki sejarah panjang ketegangan, terutama terkait wilayah sengketa Kashmir Sejak pemisahan India pada tahun 1947, Kashmir telah menjadi sumber konflik yang berkepanjangan, memicu beberapa perang dan ribuan insiden bersenjata
Wilayah ini secara administratif terbagi, namun kedua negara kerap mengklaimnya secara penuh. Ketegangan meningkat tajam ketika isu separatisme, agama, dan militer saling bertaut, menjadikan Kashmir medan konflik berkepanjangan.
Meninggalnya Wisatawan
Puncak ketegangan terbaru terjadi pada 22 April 2025 saat sekelompok orang melakukan penembakkan secara brutal ke arah 26 turis. Insiden berdarah ini terjadi Pahalgam yang terkenal sebagai daerah wisata populer di Kashmir dan dikelola oleh India. Padahal tempat ini menjadi salah satu wilayah yang tenang di Kashmir, namun berubah menjadi lautan darah usai tragedi ini.
Akibat insiden tersebut sebanyak 26 orang tewas dan puluhan orang luka-luka. Kelompok bersenjata The Resistance Front (TRF) menyatakan bertanggung jawab pasca serangan itu. Pemerintah India langsung menuding Pakistan sebagai negara yang memberi perlindungan kepada kelompok ini.
Meski demikian klaim tersebut langsung dibantah keras oleh Islamabad dan meminta penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui alasan pastinya. Namun akibat insiden in, hubungan antara India dan Pakistan menjadi memanas dan memasuki eskalasi militer terbuka.
Peluncuran Rudal ke Wilayah Pakistan
Pada tanggal 7 Mei 2025, India meluncurkan serangan rudal jarak menengah ke wilayah sengketa Kashmir milik Pakistan. Dalam Penyerangan ini India menyebutnya sebagai “Operation Sindoor” yang memang ditargetkan untuk menyerang sejumlah wilayah Kashmir.
Sebanyak sembilan rudal menghantam lokasi-lokasi yang dianggap sebagai markas para teroris yang menyerang 26 turis pada bulan April lalu. Dengan demikian, pihak India menjelaskan bahwa serangan kali ini bukan sebagai bentuk provokasi dan esklatif.
Dampak yang Di Timbulkan
Akibat serangan rudal tersebut setidaknya delapan orang dilaporkan tewas, termasuk dua anak-anak dan seorang imam masjid. Selain itu, 35 orang lainnya luka-luka dan sejumlah rumah serta fasilitas ibadah rusak berat.
Selain itu ribuan warga sipil di wilayah perbatasan mengungsi, sekolah ditutup, dan penerbangan sipil dibatalkan. Suasana tegang merambah hingga ke kota-kota besar seperti Lahore dan Srinagar, memicu kekhawatiran publik akan perang terbuka.
Potensi Perang Nuklir
Karena India dan Pakistan sama-sama memiliki senjata nuklir, insiden ini menimbulkan ketakutan akan potensi eskalasi besar. Meski belum ada sinyal resmi soal kesiapan nuklir, banyak pengamat pertahanan memperingatkan bahwa ketegangan seperti ini bisa meningkat secara tak terkendali.
Dengan sejarah konflik yang panjang dan saling curiga yang mengakar, insiden semacam ini bisa menjadi pemicu reaksi berantai yang sangat berbahaya. Mengingat kedua negara mempunyai hulu ledak nuklir yang hampir mencapai 200 unit.
Tanggapan PM Pakistan atas Insiden Penyerangan
Shehbaz Sharif, Perdana Menteri Pakistan, mengutuk serangan brutal yang dilancarkan oleh militer India. Dalam pidato resminya, ia menyebut serangan India sebagai “provokasi militer terang-terangan yang akan ditanggapi dengan kekuatan penuh.”
Perdana Menteri Pakistan menegaskan bahwa negaranya ‘tidak mencari konflik, tetapi siap mempertahankan diri dan melindungi warganya.’ Pakistan segera membalas dengan menembak jatuh 5 pesawat tempur dan menahan pasukan India.
Selain itu, pemerintah Pakistan membantah klaim militer India yang menyebut serangan kali ini terukur dan bukan menyasar ke warga sipil. Ia akan memberikan akses kepada media internasional untuk mengunjungi lokasi serangan, sebagai upaya membuktikan bahwa sasaran rudal bukan markas teroris.
Di sisi lain, Pakistan akan melancarkan serangan balasan dengan tempat dan waktu yang ditentukan sendiri. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika Pakistan akan menggunakan senjata nuklir sebagai sebagai upaya mempertahankan kedaulatan negaranya.
Tanggapan Dunia Internasional
Serangan rudal dan potensi eskalasi militer antara dua negara bersenjata nuklir ini langsung menarik perhatian dunia. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyerukan “penahanan mutlak” dan mendesak kedua negara untuk menahan diri.
Ia menekankan bahwa konflik ini, jika tidak dikendalikan, bisa berujung pada bencana kemanusiaan. Negara-negara besar seperti AS, Tiongkok, dan Rusia pun segera menyerukan penahanan diri. Dunia sadar bahwa konflik bersenjata antara dua negara ini bukan hanya masalah regional, tapi ancaman global yang harus dicegah secepat mungkin.
Lalu bagaimana dengan tanggapan negara India?, sejauh ini belum ada tanggapan resmi untuk melakukan dialog terbuka dengan negara Pakistan. Namun masyarakat internasional juga menyerukan hal yang serupa agar kedua negara yang tengah berkonflik segera melakukan mediasi. Hal ini dikarenakan kedua negara mempunyai ratusan senjata nuklir aktif.
Kesimpulan
Perang antara India dan Pakistan menjadi perhatian global dan mengingatkan kita akan betapa rentannya stabilitas keamanan di Asia Selatan. Ribuan orang kehilangan tempat tinggal, puluhan korban jiwa berjatuhan, dan trauma baru tercipta di wilayah yang sudah lama menderita.
Yang dibutuhkan sekarang bukan balas dendam atau adu kekuatan, melainkan langkah berani dari kedua negara untuk duduk bersama dan membuka jalan menuju perdamaian sejati. Karena pada akhirnya, tak ada kemenangan sejati dalam perang, yang ada hanyalah kehancuran.
Baca Juga : Kebakaran Hutan Hebat Melanda Israel, Apa Penyebabnya?