Kapal Sea Dragon 2 terbalik

Seorang turis asal Australia harus meregang nyawa saat kapal snorkeling yang ia tumpangi terbalik di lepas pantai pulai Bali, Indonesia. The Daily Telegraph melaporkan, dalam insiden tersebut 2 warga asal Australia lainnya harus menetap di Bali untuk mendapatkan perawatan medis.

Dari beberapa informasi yang beredar, kapal tersebut dijuluki sebagai Sea Dragon, sedang dalam perjalanan dari pelabuhan bali menuju Nusa Penida. Kapal tersebut mengangkut 13 orang, termasuk 11 wisatawan asal Australia yang ingin melakukan snorkeling, sebelum dihantam oleh gelombang pasang tinggi.

Mendapatkan laporan mengenai insiden ini, Pihak berwenang segera mengerahkan tim penyelamat untuk mencari serta membantu para turis yang menjadi korban. Insiden ini menggambarkan betapa pentingnya memastikan keselamatan, terutama dalam aktivitas air dengan menyediakan peralatan kapal yang sudah memenuhi standar keselamatan.

Banyak wisatawan yang sedang berlibur di Bali yang terkejut mendengar insiden kecelakaan ini, serta beberapa komunitas wisata menyampaikan ucapan belasungkawa. Banyak pihak mengharapkan pihak pengelola tempat wisata lebih mengedepankan tingkat keselamatan disekitar area wisata, mengingat resiko bahaya yang bisa terjadi di laut sangat tinggi.

Kronologi Kecelakaan

Sebuah boat snorkeling di perairan Bali mengalami kecelakaan, hingga terbalik karena diterjang oleh ombak dahsyat yang langsung menghantam badan kapal. Menurut laporan dari pihak pengelola tempat wisata, insiden ini terjadi pada Jumat (21/3/2025) sekitar pukul 08:30 WITA.

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh pihak kepolisian, Kasi Humas Polres Klungkung, Iptu Agus Widiono, membenarkan insiden terbaliknya kapal dengan nama Sea Dragon 2. Ia juga menyebutkan, para korban yang masih selamat sudah berhasil dievakuasi menggunakan boat snorkeling terdekat yang bernama Sea Dragon 1.

Insiden ini berawal saat Sea Dragon 2 berangkat dari Sanur, Denpasar dengan membawa 2 awak kapal dan 11 penumpang WNA. Kapal ini akan berlayar menuju tujuan awal di Manta point, Nusa Penida untuk menghabiskan waktu liburan, dengan melakukan aktivitas snorkeling.

Saat kapal sampai di Perairan Kelingking, tiba-tiba muncul gelombang air besar yang langsung menghantam badan kapal, kapten kapal berusaha menghindar. Namun ada benda asing yang memasuki mesin kapal, sehingga kapal menjadi sulit dikendalikan dan terbalik saat diterjang oleh ombak besar.

Korban Kapal Terbalik

Dalam insiden kecelakaan kapal ini, seorang wanita asal Australia yang diketahui bernama Anna Maree dilaporkan meninggal saat ingin melakukan snorkeling. Anna yang saat itu segera dilarikan ke RS terdekat, dilaporkan meninggal dunia saat sedang dalam perjalanan menuju RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar.

Bersama dengan Anna, dua WNA asal Australia lainnya yang bernama Cintamani Warington (31), dan Gabriel Hijniakoff (28), harus mengalami luka-luka. Beruntung kedua korban lainnya berhasil diselamatkan oleh bantuan medis, namun mereka harus menetap untuk beberapa saat ketika menjalani masa pemulihan.

Kepala Seksi Humas Polres Klungkung, AKP Agus Widiono menyebutkan untuk korban yang masih dirawat mengalami luka bakar pada bagian paha. Ia juga menjelaskan, luka bakar yang dialami oleh 2 turis lainnya, diduga karena mereka terkena bagian mesin kapal yang panas.

“Untuk 2 korban WNA lain yang masih di rawat, para korban mengalami kondisi dimana kulit bagian paha mereka melepuh. Hal ini diduga karena kulit mereka bersentuhan langsung dengan mesin kapal yang saat itu sedang terbalik,” ungkap Agus, Sabtu (22/3/2025).

Reaksi Komunitas Wisata

Insiden kecelakaan kapal di perairan Bali ini mendapatkan banyak tanggapan dari banyak wisatawan yang berlibur di bali dan beberapa komunitas. Insiden ini juga memicu perhatian wisatawan, mengenai keselamatan mereka saat sedang melakukan aktivitas air terutama dalam melakukan snorkeling dan penyelaman.

Mereka menganggap pihak pengelola layanan wisata dapat lebih meningkatkan serta memastikan seluruh peralatan dan kapal yang digunakan sudah memenuhi standar. Selain itu, para pemandu wisata juga dinilai masih kurang siap untuk menghadapi situasi darurat, sehingga masih pelatihan khusus sangat diperlukan.

Kejadian ini juga mengejutkan banyak pihak yang ingin berlibur ke Bali, bahkan beberapa dari mereka menyampaikan belasungkawa terhadap para korban. Mereka berharap agar pihak berwenang dapat segera meningkatkan keselamatan selama di area wisata, untuk menjamin keselamatan para wisatawan yang ingin berlibur ke Bali.

Kesadaran mengenai resiko yang bisa terjadi di laut kapan saja semakin penting bagi para wisatawan, agar mereka dapat lebih menikmati pengalaman mereka. Dengan rendahnya standar keamanan yang dimiliki oleh pihak pengelola tempat wisata, akan membuat para wisatawan asing menjadi ragu untuk berkunjung.

Kesimpulan

Tragedi terbaliknya Boat Snorkeling di Bali mengakibatkan seorang turis wanita asal Australia harus meregang nyawa dan terdapat 2 korban luka. Insiden ini menjadi pukulan keras bagi pihak penyedia lokasi wisata tentang pentingnya untuk memberikan perhatian khusus pada aspek keselamatan wisatawan.

Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Kembali Erupsi Hingga Level IV